KESAH.ID – Menjadi pembalap yang tidak diunggulkan di seri Losail, Qatar, Marc menunjukkan potensinya sejak latihan bebas pertama dan kemudian berhasil kembali meraih pole position. Sebaliknya Fancesco Bagnaia yang dianggap akan memperlihatkan kebangkitannya, justru mengalami kecelakaan saat sesi kualifikasi sehingga harus memulai balapan dari posisi ke 11. Dan setelah terakhir memenangkan balapan di Qatar bersama Honda pada tahun 2014, Marc kembali mengangkat tropi podium pertama bersama Ducati. Akankah ini menjadi pertanda bahwa Marc Marquez akan mendominasi seri Moto GP 2025, seperti halnya ketika dia sangat kuat di tahun 2014?.
Marc Marquez gagal membuat hattrick dengan memborong kemenangan di sprint race dan balapan utama pada 3 seri pembuka Moto GP 2025. Menang secara meyakinkan di Thailand dan Argentina, semua beranggapan Marc akan memang mudah di Amerika.
Menang mudah pada saat sprint race, di balapan utama Marc Marquez juga berhasil meninggalkan lawan-lawannya. Namun itulah balapan, memimpin dengan jarak lebih dari 2 detik di lap-lap awal, Marc ingin memperlebar jarak hingga kemudian terpeleset dan jatuh.
Bagnaia yang kemudian tidak diunggulkan berhasil memimpin balapan dan mengakhiri sebagai pemenang, ini adalah kemenangan pertamanya, juga kemenangan pertama Ducati di COTA, Austin.
Bagnaia yang mencetak sejarah di sirkuit kekuasaan Marc Marquez.
Gelar King of COTA memang belum lepas dari Marc Marquez tapi jatuh karena kesalahan sendiri adalah peristiwa yang berulang di sirkuit ini. Kekuasaan Marc Marquez di sirkuit ini membuat banyak pengamat mengatakan “Yang bisa mengalahkan Marc Marquez adalah dirinya sendiri,”
Bagnaia pun tahu, kalau kemenangannya adalah karena keberuntungan yang jatuh. Ya, jatuhnya Marc Marquez. Tapi kemenangan tetaplah kemenangan, dan itu memperkuat asa Francesco Bagnaia dalam menatap seri ke empat, balapan di Sirkuit Losail Qatar yang lebih ramah untuknya.
Jatuhnya Marc di balapan terakhir membuat kontestasi perebutan gelar juara dunia Moto GP mulai berubah. Alex marquez untuk pertama kalinya memimpin klasemen selama mengikuti kejuaran dunia Moto GP.
Hanya berbeda tipis dengan Marc di posisi kedua, namun Bagnaia juga semakin mendekat. Selisihnya hanya 12 dengan Alex Marquez.
Perhelatan Moto GP akan semakin seru walaupun Marc Marquez yang menjadi acuan. Diantara penunggang Motor Ducati di tahun 2025 ini, mungkin hanya Fermin Aldequer yang belum diperhitungkan. Tapi 5 penunggang Ducati lainnya semua masuk dalam radar perebutan gelar juara dunia.
Alex Marquez percaya diri, Franco Morbideli juga tak mau ketinggalan dan tentu saja D’gianntonio ingin membuktikan kalau Ducati tak salah merekrutnya. Persaingan antara para penunggang Ducati menjadi semakin ketat karena semua sama-sama ingin mengalahkan Marc Marquez.
Kenapa hanya Ducati?. Karena pabrikan lain memang masih kesulitan. Hingga balapan ketiga, hanya pembalap Ducati yang menguasai podium. Bukan hanya 1, 2 dan 3, terkadang 4 dan 5 juga masih milik Ducati.
Ada yang kemudian beranggapan bahwa Moto GP menjadi Ducati Cup sehingga kurang menarik untuk disaksikan. Namun terbukti tidak demikian karena pembalap dan pabrikan lain ternyata tak patah arang.
Semua berupaya untuk mengejar ketertinggalan dari Ducati, sehingga balapan masih terasa seru.
Buat para pembalap lain, jangankan menjadi nomor 1, 2 dan 3, masuk secara langsung dalam kualifikasi kedua saja sudah merupakan prestasi.
Atmosfer inilah yang kemudian membuat ‘Ducati Cup’ menjadi tak membosankan, karena sejak latihan pertama para pembalap sudah berusaha untuk menjadi yang tercepat hingga banyak yang crash.
BACA JUGA : Revolusi Trump
Pada seri ke empat di Sirkuit Losail, Qatar, Ducati masih akan dominan.tiga tahun terakhir pemenang di sirkuit ini adalah Ducati. Hanya saja Francesco Bagnaia cenderung diunggulkan karena kemenangannya tahun lalu. Marc tidak mendominasi di sirkuit ini, catatan kemenangannya hanya ditorehkan pada tahun 2014, sepuluh tahun lalu.
Setelah itu meski menang, namun Marc kalah bersaing terutama dengan Dovisioso yang menunggangi Ducati.
Faktor lain yang menguntungkan untuk Bagnaia adalah kepercayaan diri yang mulai tumbuh lagi dengan keberuntungannya di Sirkuit Austin, Marc ternyata bisa dikalahkan karena membuat kesalahan sendiri.
Tapi ini Marc Marquez yang kini mendapat motor terbaik dan tim terbaik. Hitung-hitungan statistik bisa saja dilampaui olehnya. Dan diusia ke 32 tahun, Marc belum kehilangan semangat dan perjuangan dalam membalap. Marc masih seperti yang dulu, bahkan bertambah dewasa. Hasilnya juga masih impresif, lepas dari kesialan di balapan terakhir.
Balapan di Losail Qatar juga akan semakin seru dengan come back Jorge Martin, walau belum terlalu bisa diharapkan bisa memberi perlawanan pada pasukan Ducati. Sebab Jorge Martin sendiri sebagai juara bertahan belum meyakini fisiknya fit 100 persen. Tapi Jorge pasti akan berjuang agar sebagai juara dunia musim lalu tidak tenggelam dalam persaingan antara Marc, Pecco dan Alex.
Untouchable, Marc Marquez tak bisa dihambat. Sempat dilewati oleh Fabio Quartararo dan Alex Marquez pada lap terakhir kualifikasi Marc berhasil mencetak rekor dan meraih pole position. Dia kembali meraih posisi terdepan di Losail Qatar kedua setelah tahun 2014 lalu.
Malang bagi Bagnaia, di sirkuit kesukaannya justru tergelincir di saat kualifikasi. Pecco harus memulai balapan dari posisi ke 11.
Balapan di Qatar akan berbeda karena di baris depan ada Yamaha. Fabio Quartararo berhasil menyelip diatara kepungan Ducati. Pada lima pembalap terdepan ada Marc Marquez dan Alex Marquez lalu disusul Fabio yang diapit oleh dua pembalap Ducati di belakangnya yakni Franco Morbideli dan Fabio D’gianntonio.
Alex Marquez pantas dijuluki sebagai Mr. Konsisten karena selalu membuntuti kakaknya di posisi kedua. Konsistensi membuat Alex yang belum pernah memenangkan balapan, berhasil memimpin klasemen kejuaraan. Akankan Alex Marquez mampu menjadi yang terdepan di Qatar ini?.
Star dengan bagus, Alex Marquez berusaha melewati Marc Marquez dalam lap-lap awal di sprint race. Alex berhasil menempel dan kemudian melewati Marc namun tak lama kemudian kendali diambil alih lagi dan perlahan-lahan Marc Marquez membuat gap.
Memakai teknik langsung menciptakan jarak agar tidak ditempel, Marc perlahan-lahan berhasil membuat jarak dengan Alex, jarak yang semakin lama semakin jauh. Walau begitu, Marc nampaknya sangat hati-hari agar tidak terulang lagi kesalahannya di Sirkuit Austin, Amerika.
Fabio Quartaro berusaha tampil bagus namun dilewati oleh Franco Morbideli. Namun Fabio tetap mempertahankan kecepatannya untuk tetap mempertahankan podium. Namun sayang di lap terakhir, Fabio yang berusaha untuk mengejar Morbideli justru melebar sehingga dilewati oleh Fermin Aldequer.
Bagnaia yang start dari posisi ke sebelas, tidak bisa melakukan lompatan terlalu jauh. Baru menjelang akhir lap, Bagnaia menemukan kecepatannya namun sudah terlalu jauh untuk bisa melesat kedepan. Hingga pada akhirnya Bagnaia hanya finish di posisi ke delapan, dengan demikian tidak kehilangan poin.
Dan Marc menyudahi sprint race dengan meyakinkan, meninggalkan Alex hampir dua detik. Ini menjadi kemenangan di sprint race berturut-turut. Dengan demikian Marc menyamai Jorge Martin yang pernah memenangkan sprint race empat kali berturutan, semenjak balapan pendek ini diberlakukan.
BACA JUGA : Rindu Samarinda
Jika Marc Marquez mampu memenangkan balapan utama, akankah ini menjadi pertanda kejadian tahun 2014 akan terulang lagi. Marc yang waktu itu menang di Losail Qatar sangat dominan dengan memenangkan balapan 10 kali berturut-turut.
Tanda-tanda Marc akan kembali menunjukkan dominasinya terlihat dari saat start balapan utama. Marc berhasil melakukan start dengan baik, namun Alex Marquez membalap dengan agresif sehingga pada tikungan kedua menyenggol bagian belakang Marc sehingga kehilangan satu keping aero bagian belakang.
Pada saat itu Morbideli memanfaatkan kesempatan untuk mengambil alih pimpinan balapan. Kecepatan Marc Marquez terganggu, hingga sempat tertinggal lebih dari satu detik oleh Franco Morbideli.
Dan Alex Marquez tetap menunjukkan mode agresif, dan kembali menyentuh Fabio D’gianntonio dari belakang sehingga melebar. Alex kemudian diberi hukuman long lap pinalty.
Kecepatan Marc kembali bangkit ketika disalip oleh Francesco Bagnaia, Marc melorot ke posisi ketiga. Dalam dua putaran, Marc berhasil menyusul Bagnaia, namun kemudian disusul oleh Maverick Vinalles yang tampil sangat cepat.
Vinalles kemudian berhasil menyusul Franco Morbideli, Marc Marquez juga. Hingga kemudian persaingan di depan terjadi antara Vinalles, Marc Marquez dan Bagnaia. Menyisakan kurang lebih 7 putaran, Marc kemudian melewati Vinalles yang melebar. Begitu di depan, Marc Marquez langsung membuat jarak untuk mengamankan posisinya. Bagnaia, juga tak mampu mempertahankan kecepatan untuk mengejar Vinalles.
Dan balapan yang diikuti oleh 5 juara dunia, yakni Marc Marquez, Fabio Quartaro, Johan Mir, Francesco Bagnaia dan Jorge Martin akhirnya dimenangkan oleh Marc Marquez, mengulang kemenangannya pada tahun 2014 lalu.
Nasib kurang baik menimpa, Jorge Martin. Come back-nya setelah istirahat karena operasi bahu berakhir buruk. Martin terjatuh dan kemudian harus mendapatkan perawatan kembali.
Kemenangan ini menempatkan Marc Marquez kembali menjadi pemimpin klasemen kejuaraan dunia Moto GP 2025 dengan margin poin menjauh dari adiknya, Alex Marquez yang berada di posisi kedua.
Sejauh ini penampilan Marc Marquez, seperti yang disampaikan oleh banyak pengamat. Marc baru bisa dikalahkan oleh dirinya sendiri. Dalam 4 kali balapan, Marc menyapu bersih pole position dan balapan sprint. Hanya crash yang membuat Marc gagal menjadi pemenang, seperti kejadian di Sirkuit COTA yang lalu, Marc jatuh sendiri disaat sudah aman memimpin di depan.
Walau dominasi Marc sangat terasa, namun balapan di Sirkuit Losail Qatar berlangsung seru karena terjadi banyak overlap. Pertarungan antar pembalap untuk meraih podium juga berlangsung sepanjang balapan. Dan Marc Marquez harus berjuang keras untuk meraih kemenangan pertamanya di Losail Qatar dengan Ducati.
Menyapu sprint dan balapan utama, menjadi alarm untuk semua pembalap karena Marc ternyata konsisten bisa menang di sirkuit dimana dirinya tidak dijagokan.
Dan Pecco yang tampil buruk dalam balapan sprint, mengukuhkan dirinya sebagai Sunday Rider, tampil baik di balapan utama karena berhasil berada dibaris depan walau start dari posisi 11. Namun sayangnya belum cukup untuk menyaingi Marc Marquez.
Akhirnya tampilan impresif Maverick Vinalles ternyata justru berbuah penyelidikan dari Moto GP Stewards, podium Vinalles dibatalkan karena masalah tekanan ban yang berada di bawah ketentuan. Podium berubah, dengan kembali diborong oleh Ducati. Bedanya kini nomor dua tidak lagi diraih oleh Alex Marquez yang mulai mendapat julukan sebagai spesialis runner up, tapi oleh Pecco yang mendapat untung dari pinalti terhadap Vinalles.