KESAH.ID – Para pembalap disambut meriah oleh masyarakat Indonesia di Mandalika Lombok. Mereka merasa dirinya menjadi superstar di Indonesia karena merupakan salah satu basis pengemar Moto GP. Marc Marquez menjadi salah satu yang paling dielu-elukan. Dengan hutang untuk berhasil menyelesaikan balapan di Mandalika, Marc tampil kurang meyakinkan hingga saat kualifikasi. Dua kali Marc Marquez jatuh sehingga harus mulai balapan dari posisi 12. Namun di balapan sprint race Marc tampil mengesankan dengan meraih podium ketiga. Namun drama di balapan utama kembali membuat Marc Marquez gagal menyelesaikan balapan di Mandalika.
Minggu akhir September ini menjadi minggu panjang untuk para pembalap Moto GP. Setelah menyelesaikan race Misano II mereka segera berkemas untuk pergi ke Mandalika, Nusa Tenggara, Indonesia.
Perjalanan dari Italia ke Indonesia akan menjadi perjalanan panjang. Paus Fransiskus sudah merasakan hal itu dan menyebutnya sebagai perjalanan apostolik terpanjang.
Hari Rabu sebagian sudah sampai di Mandalika, sebagian lainnya ada yang mampir di Jakarta dan di Bali. Agenda pertama para pembalap Moto GP di Mandalika adalah pawai keliling kota.
Kali ini para pembalap tidak berkeliling dengan motor seperti pernah dilakukan di Jakarta. Para pembalap naik kereta yang ditarik oleh mobil. Parade seperti ini dalam seri Moto GP lainnya biasa dilakukan keliling lintasan balap. Namun di Mandalika berbeda, pembalap dikelilingkan kota.
Dari tempat para pembalap menginap terlihat kerumunan massa menanti kemunculan mereka. Masyarakat yang sebagian seperti dikerapkan terlihat memadati sepanjang jalan yang dilalui dan lapangan tempat para pembalap muncul dihadapan pengemarnya diatas panggung.
Marc Marquez yang naik ke kereta sedikit terlambat sepertinya menjadi pusat perhatian.
Sepanjang jalan terdengar teriakan memanggil-manggil namanya. Sesekali Marc Marquez menandatangani sesuatu yang disodorkan padanya oleh pengemarnya.
Dan Marc Marquez terlihat begitu gembira, baginya Indonesia memang punya atmosfir yang beda. Marc tahu Moto GP sangat populer di negeri ini, pengemarnya juga banyak walau yang membencinya juga tak kalah banyak karena urusan dengan Rossi.
Namun yang terjadi dalam pawai berbeda dengan apa yang berkembang di media sosial. Di daratan Marc Marquez disambut bak dewanya Mandalika. Sejak kedatangannya di bandar udara, ramai orang menunggu kehadirannya.
Padahal semua tahu, dua kali balapan di Mandalika Marc Marquez tak berhasil menyelesaikan balapan. Prestasi Marc Marquez di Mandalika nol besar, seperti ada kutukan untuknya disana.
Hanya saja ditengah persaingan ketat antara Pecco dan Martin, publik sepertinya berharap Marc Marquez yang akan meraih podium sebagai pemenang disana.
Dan Marquez memang punya modal bagus untuk menghadapi balapan di Mandalika. 3 balapan terakhir Marc berhasil mendulang poin terbanyak. Marc menang sprint race di Aragon dan kemudian menang dalam balapan utama di Misano. Dan kemudian kembali podium ketiga dalam balapan Misano kedua.
Dengan bekal yang bagus Marc Marquez menatap balapan di Mandalika yang selalu tak bisa diselesaikan. Mungkin Marc tidak berharap bisa keluar sebagai pemenang, mengingat dalam kondisi lintasan balap yang normal Marc Marquez selalu kalah dari Pecco, Martin dan Enea Bastianini.
Harapan Marc Marquez adalah balapan tidak normal, seperti lintasan yang diguyur oleh hujan. Dan di sirkuit Mandalika cuaca kerap tidak bisa ditebak, kadang panas namun tiba-tiba saja bisa hujan deras.
Balapan di sirkuit Aragon dan Misano telah membuktikan bahwa Marc Marquez selalu unggul dalam kondisi cuaca dan balapan yang tidak normal. Marc piawai mengatasi kesulitan atau kejadian yang tiba-tiba di lintasan.
Bahkan dalam kondisi yang normal, Marc Marquez juga kerap kejatuhan untung. Marc yang bisa mengukur kemampuan jarang memaksakan diri untuk mengejar kemenangan. Dan ketika dalam posisi itu Marc kemudian kerap mendapat podium karena pembalap di depannya terjatuh.
BACA JUGA : Semarang Seharian
Walau disambut bak superstar, Marc Marquez yang namanya selalu dielu-elukan memang tak berjodoh dengan Mandalika.
Berhasil masuk langsung ke Q2 namun kecepatan Marc di Mandalika tidak berkembang. Dan ketika kualifikasi Marc crash dua kali hingga tak mampu melakukan time attack.
Marc pun akan mengikuti balapan dengan start dari posisi ke 12. Marc berada di belakang Fabio Quartararo dan Johan Zarco penunggang Yamaha serta Honda yang tahun ini motornya tak begitu kompetitif.
Dengan cuaca yang cenderung normal, nampaknya Marc Marquez tidak akan membuat keajaiban di Mandalika. Merebut posisi 4 atau 5 sekalipun mungkin cukup sulit untuknya meski mendapat sebagian besar dukungan dari penonton.
Bagnaia blunder di Misano dan kemudian Martin blunder di Mandalika hingga kemudian Marc Marquez yang berhasil start sangat baik mendapat keuntungan.
Pada tikungan pertama Marc Marquez berhasil merangsek ke posisi 5. Pedro Acosta yang kemudian melebar membuka jalan untuk Marc. Martin yang jatuh membuat posisi Marc Marquez naik lagi, Marc mengamankan podiumnya.
Dan kesalahan yang dilakukan oleh Bezzecchi membuat Marc bisa membuntuti Bagnaia. Berusaha mengejar namun kecepatan Francesco Bagnaia lebih baik. Dan Enea Bastianini yang kecepatannya semakin membaik kemudian berhasil mengejar Marc Marquez dan mengambil alih posisi kedua.
Marc aman di posisi ketiga karena berjarak cukup jauh dengan Marco Bezzecchi yang masih berupaya mengejar. Sementara Pecco semakin nyaman di depan. Di akhir putaran Bastianini berusaha meningkatkan kecepatan namun Pecco lebih dahulu melintasi garis finish.
Marc Marquez yang dalam konferensi pers menjelang balapan hanya memasang target finish di posisi ke 4 atau 5 ternyata bisa meraih podium ke 3. Sebuah capaian yang menurutkan lebih dari yang diharapkan.
Kesulitan yang dialami sejak sesi latihan hingga kualifikasi ternyata tak menyurutkan niat Marc Marquez untuk menghapus kutukan Mandalika. Marc yang dua kali crash di sesi kualifikasi berhasil menyudahi balapan dengan meyakinkan.
Hasil sprint race membuka asa bagi Marc dan Enea Bastianini untuk tetap berada dalam posisi sebagai penantang utama calon juara dunia.
Pecco dan Martin yang bergantian membuat blunder menjadi keuntungan tersendiri untuk Marc dan Enea Bastiani. Secara perlahan tapi pasti keduanya terus memangkas jarak dengan Pecco dan Martin.
Konsistensi akan menjadi kunci bagi Marc dan Enea jika ingin terus bersaing dalam tangga juara dunia.
Menjadi satu-satunya penunggang Ducati GP2023 yang terus bersaing di depan, Marc Marquez nampaknya tak terlalu terpengaruh dengan kasta motor tunggangannya. Yang diupayakan dengan motor apapun Marc berupaya untuk mampu mengendarai secara efektif dan merebut podium.
Toh di lintasan apapun bisa terjadi. Motor cepat bukanlah jaminan kemenangan, sebab terkadang kemenangan berbau keberuntungan.
BACA JUGA : Pahamlah Ikam
Balapan hari Minggu berlangsung dengan seru. Jorge Martin sejak start sudah memimpin jalannya balapan diikuti oleh Pedro Acosta. Masih pada lap-lap awal terjadi drama, beberapa pembalap jatuh bersamaan. Jack Miller yang jatuh menyebabkan tiga pembalap lainnya turut mencium aspal dan gagal melanjutkan balapan.
Sejak lap awal persaingan terjadi di tengah. Francesco Bagnaia yang start kurang bagus merosot beberapa posisi ke belakang. Pecco kemudian terlibat persaingan dengan Marc dan Fabio Di Gianntonio untuk posisi keenam.
Marc dan Digia berkali-kali terlibat saling salip hingga kemudian Fabio Di Gianntonio mengalami crash.
Di depannya Enea Bastianini, Marco Bezzecchi dan Franco Morbidelli berebut posisi ketiga. Pedro Acosta dan Jorge Martin sulit untuk dikejar.
Drama pun terjadi, Marc Marquez yang mulai berusaha melakukan serangan kemudian kehilangan kekuatan motornya. Marc keluar dari lintasan dengan motor yang berasap. Terlihat ada nyala api di bagian mesin. Motor Marc Marquez terbakar hingga Marc tak bisa meneruskan balapan.
Enea Bastiani berhasil melewati Bezzecchi dan Morbideli, untuk kemudian berusaha mengejar Pedro Acosta. Namun kali ini drama menimpa Enea, motornya jatuh mencium aspal. Enea Bastianini pun kehilangan poin karena tak bisa melanjutkan balapan.
Francesco Bagnaia melihat peluang untuk podium. Dengan kecepatannya Bagnaia akhirnya bisa menyusul Bezzecchi dan Morbideli. Dan akhirnya balapan di sirkuit Mandalika dimenangkan oleh Jorge Martin, disusul Pedro Acosta dan Pecco Bagnaia.
Jorge Martin kembali memperlebar jarak dengan Francesco Bagnaia setelah sebelumnya terpangkas karena jatuh di balapan sprint race.
Jarak dengan Enea Bastianini dan Marc Marquez juga makin menjauh karena keduanya gagal finish dan meraih poin di Mandalika.
Marc Marquez setelah raihan hasil yang mengembirakan di sprint race ternyata belum sepenuhnya melepaskan kutukan Mandalika. Kali ini Marc bukan gagal finish karena terjatuh melainkan karena mesin yang terbakar.
Disambut dengan sangat meriah di Mandalika dan tampil kurang mengesankan dalam sessi latihan serta kualifikasi. Marc Marquez yang menghasilkan kejutan di balapan sprint race akhirnya mesti pulang dengan kenangan yang tak menyenangkan. Marc masih tetap punya hutang karena 3 kali balapan di Mandalika, 3 kali pula gagal finis di balapan utama.
note : sumber gambar – DETIK