KESAH.ID – Marc Marquez datang ke Motegi Jepang dengan status berbeda. Setelah bertahun-tahun menjadikan sirkuit ini sebagai tuan rumah karena menunggangi Honda, untuk pertama kalinya Marc datang ke Jepang dengan motor Ducati. Tercatat sebagai pembalap paling berprestasi di Motegi, Marc memang dijagokan untuk podium. Sayang di babak kualifikasi tidak berjalan mulus, kemenangan Marc dibatalkan hingga harus start di posisi 9. Walau begitu ternyata Marc kembali menunjukkan magicnya, dengan meraih podium ke 3 pada sprint race dan balapan utama.
Dengan lima balapan tersisa, peluang untuk menjadi juara dunia Moto GP 2024 secara matematis tinggal ada pada dua pembalap yakni Jorge Martin dan Pecco Bagnaia.
Balapan di sirkuit Mandalika membuat peluang Enea Bastianini dan Marc Marquez menipis, keduanya tak bisa mendulang poin di balapan utama sehingga jarak dengan Martin dan Pecco makin menjauh.
Enea makin tertinggal karena terjatuh, sementara Marquez tak memperoleh poin karena motornya terbakar.
Balapan di Motegi, Jepang memang memberi harapan untuk Marc Marquez. Dalam lima balapan terakhir di sirkuit ini, Marc yang waktu itu menaiki Honda prestasinya terbilang memuaskan. Marc berhasil menang dua kali dan sisanya berakhir dengan raihan podium 2 atau 3.
Namun kini Marc Marquez mengendarai Ducati. Walau telah meraih delapan kali gelar juara dunia, tahun ini Marc marquez terbilang newbie. Di tahun 2024 ini Marc bisa diibaratkan sebagai seorang rookie, karena semua sirkuitnya baru pertama kali dilahap olehnya dengan Ducati.
Dengan adaptasi yang sangat cepat, Marc yang sudah identik dengan Honda mampu mencetak prestasi yang tak mengecewakan. Perlahan Marc berhasil menjadi ancaman bagi calon juara, bahkan sempat menyainginya.
Tahun pertama di Ducati, Marc sudah berhasil menjadi salah satu penunggang Ducati di barisan depan, bersaing dengan para penunggang Ducati yang lebih lama dengan seri motor yang lebih baru.
Marc Marquez yang tahun depan akan menjadi pembalap pabrikan Ducati memang tak pernah mengatakan tahun pertama dengan tunggangan Ducati bakal meraih gelar juara dunia. Marc hanya ingin menjadi pembalap yang bersaing di papan atas dengan beberapa kali meraih kemenangan.
Bekal dua kemenangan di Aragon dan Misano, sudah cukup bagi Marc untuk menyatakan tujuannya membalap tahun ini telah tercapai.
Meski terus berupaya meraih posisi terbaik, namun Marc tak berambisi meraih gelar juara mengingat motornya kalah perfom dengan yang dinaiki oleh Jorge Martin, Pecco Bagnaia dan Enea Bastiani.
Dengan provokasi yang dilakukan oleh Rossi, Marc Marquez bahkan diharapkan mampu membantu Jorge Martin untuk meraih gelar dunia. Karena Rossi telah memberi pesan kepada anak didiknya dan tim balapnya untuk mempermudah Pecco meraih gelar juara dunia kembali.
Marc Marquez, Alex Marguez dan Pedro Acosta dalam 5 seri balapan yang tersisa memang bisa membantu Jorge Martin meraih gelar juara dengan ‘menghalang-halangi’ Pecco, Enea Bastianini, Marco Bezzecchi dan Fabio Di Gianntonio mengalahkan Jorge Martin.
Tapi tentu ini akan menjadi dilema tersendiri untuk Marc dan pembalap Spanyol lainnya. Untuk Marc sendiri membantu Jorge Martin artinya membiarkan motor nomor 1 pindah dari Ducati ke Aprilia, karena Jorge Martin pindah ke tim Aprilia tahun depan.
Sementara Marc Marquez tahun depan justru akan memperkuat tim pabrikan Ducati bertandem dengan Pecco Bagnaia.
Dan hubungan antara Marquez dan Pecco makin hari makin baik. Pecco tak terpengaruh oleh provokasi Rossi yang kerap menyebut Marc sebagai pembalap yang jahat.
Pecco yang awalnya memang tak antusias menyambut Marc Marquez ketika diumumkan akan menjadi pembalap utama pabrikan Ducati, perlahan mulai menunjukkan penerimaan pada Marc sebagai teman satu paddock.
Pecco bahkan mulai membela Marc Marquez ketika mendapat sambutan tak menyenangkan di balapan Italia.
BACA JUGA : Chat GPT
Asa Pecco membesar setelah balapan seri Mandalika. Mengawali sesi latihan pertama di Motegi, Jepang, Francesco Bagnaia langsung tancap gas. Pecco berhasil memimpin sesi free practise 1 di depan Bagnaia.
Marquez terbilang tak buruk karena berhasil mencatatkan waktu terbaik keempat di belakang Fabio Di Gianntonio.
Memasuki sesi practise untuk penentuan langsung masuk Q2 yang berlangsung selama satu jam, terlihat persaingan antar pabrikan mulai terlihat. KTM, Aprilia, Yamaha dan Honda mulai unjuk gigi. Martin dan Bagnaia sempat tampil meyakinkan. Namun Pedro Acosta, Vinalles dan Brad Binder juga mulai mengancam.
Marc sampai pertengahan sesi terlihat kesulitan dengan motornya, hingga sempat terancam keluar dari daftar 10 besar. Namun menjelang akhir ketika melakukan hot lap, Marc berhasil meningkatkan kecepatan motornya dan nyaris meraih posisi terdepan. Namun goyangan motor di beberapa tikungan membuat Marc Marquez hanya meraih posisi kedua di belakang Brad Binder yang tampil mengesankan.
Jorge Martin berada di posisi ketiga sementara Francesco Bagnaia berada di posisi ketujuh.
Marc Marquez berhasil menjadi pembalap Ducati terdepan, dan bersama 6 pembalap Ducati lainnya langsung masuk kualifikasi 2. Ducati hanya menyisakan Franco Morbideli yang gagal langsung masuk Q 2.
Sementara pabrikan Jepang masih terus melanjutkan nasib buruknya. Quartaro dan Nakagami memang nyaris masuk ke kualifikasi 2 namun pada akhirnya tetap gagal karena dominasi pembalap-pembalap Ducati.
Terjadi drama di sesi kualifikasi, cuaca yang mendung disertai rintik-rintik membuat Marc Marquez langsung menyodok ke depan. Francesco Bagnaia dan Jorge Martin seperti kesulitan, Martin bahkan sempat bersentuhan dengan Alex Marquez saat di tikungan.
Marc Marquez mengamuk dan menjadi pembalap yang berhasil menembus angka 1 menit 42 detik. Pedro Acosta yang punya kecepatan juga mengancam, Bagnaia juga berusaha mengejar. Dalam catatan Marc berhasil menciptakan lap rekor terbaru.
Namun kemudian posisi Marc Marquez dibatalkan karena bannya menyentuh garis hijau atau track limit. Pedro Acosta kemudian menjadi yang tercepat disusul oleh Bagnaia dan Vinalles.
Nasib apes menimpa Jorge Martin, ketika melakukan hot lap untuk memperbaiki catatan justru membuatnya terjatuh. Jorge akan memulai balapan dari posisi ke 11, sementara Marc Marquez akan memulai dari posisi ke 9.
Balapan di Jepang akan seru karena pembalap di depan tidak lagi didominasi oleh Ducati. Ada Pedro Acosta dari KTM dan Maverick Vinalles dari Aprilia.
Di baris kedua juga ada Brad Binder, pembalap pabrikan KTM yang dikenal sebagai pembalap yang cepat dan jagoan di sirkuit basah.
BACA JUGA : Nama Singkatan
Hasil sprit race ternyata justru makin mengukuhkan Ducati sebagai pabrikan paling dominan. Semua penunggang Ducati berada di posisi 10 besar. Posisi 1 sampai dengan 7 secara berurutan diduduki oleh pembalap Ducati. Dan kemudian dipungkasi oleh Marco Bezzecchi di posisi 10.
Tampil menyakinkan dan telah membuat jarak dengan Pecco Bagnaia, Pedro Acosta ternyata mengalami crash. Pedro terpeleset dan tak bisa melanjutkan balapan lagi.
Nasib buruk juga menimpa Brad Binder yang mengalami masalah dengan mesinnya. Marc yang berhasil menyalip Jorge Martin kemudian berada di posisi ketiga setelah Pedro jatuh dan Binder bermasalah.
Di lap-lap akhir Marc memperoleh kecepatannya hingga mampu menyusul Enea Bastianini. Namun Bastianini tak membiarkan Marc Marquez mendahuluinya sehingga direbut kembali. Pecco, Enea dan Marc bersaing hingga akhir untuk menjadi jawara di sprint race Motegi Jepang. Namun Pecco menyudahi sebagai yang pertama, disusul Bastianini dan kemudian Marc Marquez.
Pada race hari Minggu, Ducati kembali menunjukkan dominasinya sesaat setelah Pedro Acosta kembali terjatuh. Jorge Martin dan Marc Marquez yang mengawali start dengan sangat baik, langsung menyodok ke depan.
Bagnaia nyaman di posisi pertama, disusul oleh Jorge Martin. Sementara Marc Marquez setelah berhasil melewati Jack Miller dan Brad Binder, berada di posisi ketiga.
Balapan menjadi kurang seru karena Bagnaia, Martin dan Marquez sudah berjarak. Martin yang berusaha mengejar Bagnaia tak mampu memangkas jarak hingga kurang dari setengah detik.
Yang terancam justru Marc Marquez karena jaraknya dengan Bagnaia dan Martin makin jauh namun terus didekati oleh Enea Bastianini.
Hanya saja, Enea yang biasanya bersinar di lap-lap akhir ternyata gagal meningkatkan kecepatan. Padahal Marc Marquez sempat melebar di tikungan, namun tak mampu dikonversi oleh Enea untuk menyusul.
Akhirnya Pecco Bagnaia memborong kemenangan di Motegi, Jepang untuk semakin mendekati perolehan poin Martin yang masih bertahan sebagai pimpinan klasemen. Sedangkan Marc kembali finish ketiga dan memangkas jarak dengan Enea untuk memperebutkan posisi ketiga dalam klasemen kejuaraan.
Dengan menyisakan 4 balapan, kejuaraan nampaknya sudah terkunci pada Jorge Martin dan Francesco Bagnaia. Marc Marquez dan Enea Bastiani mungkin hanya akan berebut posisi ketiga.
Dan bisa dipastikan, di Philip Island, Buriram, Sepang dan Valencia, kita kembali akan menyaksikan balapan dengan Jorge Martin, Francesco Bagnaia, Enea Bastiani dan Marc Marquez berebut posisi di depan.
Ducati memang terlalu kuat untuk motor pabrikan lainnya.
note : sumber gambar – GRIDOTO