KESAH.IDKontrak Marc Marquez dengan Lenovo Ducati masih terus menjadi perbincangan hingga sekarang. Bahkan seorang Valentino Rossi, musuh bebuyutan Marc Marquez di lintasan Moto GP menyebut langkah Ducati membuat beberapa pembalap terkhianati. Ducati pun diramalkan akan mengalami kesulitan pada seri Moto GP 2025 nanti karena menandemkan seorang Marc Marquez dengan Pecco Bagnaia.

Para pengamat dan jurnalis olahraga utamanya Moto GP belum juga kehabisan bahan untuk membicarakan Marc Marquez.

Pedro Acosta, rookie berbakat dari KTM tenggelam tak lagi jadi perbincangan. Pedro yang biasanya mengeluarkan komentar-komentar segar pada Marc Marquez kemudian melempem seperti kerupuk basah. Di lintasan juga tak lagi menghadirkan kejutan.

Pedro yang digadang-gadang bakal memecahkan rekor Marc Marquez sebagai pemenang balapan di lintasan Moto GP urung tercapai. KTM tak mampu menyaingi Ducati. Pedro Acosta sepertinya kena mental.

Moto GP telah menjadi Ducati Cup. Balapan dikuasai Ducati, juaranya pun tak akan lepas dari Ducati.

Dan satu satunya pembalap yang bisa ‘mengalahkan’ Ducati adalah Marc Marquez.

Meninggalkan Honda demi menunggangi Ducati, Marc Marquez pembalap dengan kontrak paling mahal rela kehilangan apapun. Marc bersedia bergabung dengan tim satelit.

Bagi kebanyakan pembalap, beralih dari tim pabrikan ke tim satelit adalah tanda-tanda akhir menuju pensiun. Tapi bagi Marc Marquez ini merupakan siasat, langkah mundurnya adalah jalan untuk melompat kembali ke depan.

Dan memang benar adanya.

Ducati yang bertabur bintang muda seperti Enea Bastianini, Jorge Martin, Marco Bezzecchi ternyata memilih Marc marquez menjadi tandem Francesco Bagnaia di tim pabrikan.

Sebuah keputusan yang benar-benar tak terduga.

Tapi apa mau dikata, Marc Marquez memang dalang.

Dia menyetir keputusan Ducati dengan menunggang gelombang ancaman Jorge Martin pada Ducati.

Jorge Martin yang hampir pasti menjadi tandem Bagnaia kurang sabaran. Dia lebih dahulu mengancam sinyal akan meninggalkan Ducati jika tak dipilih menjadi rekan se tim Pecco.

Diancam oleh Jorge Martin, Ducati nampaknya menjadi kurang hati.

Pada titik ini Marc Marquez yang tampil sebagai anak baik di Ducati kemudian mulai menebar ancaman. Marc menyatakan tak ingin menunggangi Ducati pabrikan di tim satelit Pramac. Marc tak ingin pindah dari satu tim satelit ke tim satelit lainnya.

Ducati tersentak. Walau belum menorehkan kemenangan, namun prestasi Marc Marquez tak terbilang buruk. Marc menjadi penunggang Ducati 2023 terbaik dan mampu bersaing dengan penunggang Ducati 2024.

Ducati tak ingin kehilangan Marc Marquez.

Bukan karena tak ingin kehilangan calon peraih juara dunia Moto GP, tapi kehilangan pemengaruh terbesar dalam lintasan Moto GP. Alasan Ducati lebih pada alasan komersial, bukan alasan prestasi. Sebab Pecco sudah merupakan jaminan untuk kejayaan Ducati di lintasan.

Ancaman Marc Marquez ditangkap oleh Jorge Martin membuat Ducati ragu pada dirinya. Dan Jorge Martin mengambil langkah cepat atau lebih tepatnya tergesa-gesa untuk segera mengamankan masa depannya dengan Aprilia.

Langkah ini menimbulkan efek domino yang kemudian membuat Ducati bukan hanya ditinggalkan oleh Jorge Martin, melainkan juga Enea Bastianini, Marco Bezzecchi dan tim satelitnya yakni Pramac.

BACA JUGA : Beringin Roboh

Sejak perseteruan antara Marc Marquez dan Valentino Rossi di tahun 2015, Marquez digambarkan sebagai musuh Italia, bahkan musuh sebagian besar pengemar Moto GP yang tak bisa dipungkiri terpesona oleh Rossi.

Di lintasan Moto GP, Marc Marquez selalu digambarkan sebagai pembalap brutal, licik dan menggunakan cara apa saja untuk menang. Gambaran yang memang cocok dengan karakter Marc Marquez di lintasan yang tak takut jatuh terpental-pental diatas aspal.

Tapi apa yang dipersepsikan oleh masyarakat awam ternyata berbeda dengan orang dalam, mereka yang terlibat langsung dalam balapan Moto GP. Marc selalu dianggap sebagai pembalap paling berbakat yang masih aktif di lintasan.

Jadi meski dibenci oleh umumnya orang Italia, Marc Marquez justru mulus bergabung dengan tim balap asal Italia dan kemudian menaiki motor kebanggaan Italia, Ducati.

Ducati mengabaikan sentimen para pengemar Rossi dan publik Italia pada umumnya.

Namun ternyata dalam perhelatan Ducati Race Week, Marc Marquez ternyata mendapat sambutan yang meriah dari para penyukai dan pengendara Ducati yang tengah berkumpul. Marc Marquez pun semakin percaya diri.

Hanya saja suara miring atas pilihan Ducati pada Marc Marquez masih terus terdengar. Rossi pun ikut memanas-manasi. Rossi menyebut ada pembalap yang dikhianati gara-gara Marc Marquez.

Para pengamat juga membuat prediksi bahwa garasi Ducati akan panas tahun depan gara-gara kehadiran Marc Marquez disamping Pecco Bagnaia. Pengamat Moto GP meramalkan Marc akan membawa kesulitan bagi Ducati.

Namun Ducati sepertinya yakin pilihan pada Marc Marquez walau sulit namun tidak salah. Perkembangan Marc Marquez dalam menguasai motor Ducati sangat meyakinkan. Di tahun pertamanya menaiki Ducati meski belum mencetak kemenangan namun prestasi Marc marquez terbilang tak buruk.

Marc sampai dengan paruh musim bisa berada di peringkat ke 4 klasemen sementara dan tidak termasuk dalam list calon juara dunia karena tertinggal poin cukup jauh dengan Jorge Martin dan Pecco Bagnaia.

Tapi Marc Marquez mencatat prestasi dengan motor yang ketinggalan satu tahun dibandingkan dengan motor yang ditunggangi oleh Pecco, Martin, Bastianini dan Morbideli.

Faktanya Marc Marquez memang menjadi penunggang terbaik Ducati GP 2023. Marc yang sering digambarkan sebagai pembalap yang agresif juga bersikap manis, tidak terlalu banyak mengeluh. Marc terus menunjukkan kerja kerasnya untuk menguasai motornya.

Hasilnya Marc Marquez tercatat sebagai pembalap yang paling banyak crash di Moto GP 2024 bersaing dengan Pedro Acosta.

BACA JUGA : Korupsi Dijogetin

Di sirkuit Red Bull Ring Austria, Marc Marquez kembali menunjukkan kalau dirinya masih kompetitif. Marc yang tampil tidak menyakinkan di sessi latihan ternyata bisa bangkit dan langsung masuk Q 2. Marc mencatatkan namanya di grid terdepan, start dari posisi 3.

Nampak benar dalam sprint race, Marc berusaha mengimbangi kecepatan Pecco dan Martin. Persaingan dua pembalap Ducati itu menguntungkan Marc Marquez sehingga terus bisa menempel ketat keduanya.

Sebuah langkah agresif yang dilakukan oleh Jorge Martin untuk melewati Pecco Bagnaia berbuah hukuman long lap penalty. Marc kemudian berhasil mengambil kesempatan untuk naik ke posisi kedua, berada di depan Jorge Martin dan membuat jarak.

Merasa bisa mengejar Pecco Bagnaia, Marc terus memacu motornya hingga melewati limit dan kemudian jatuh tergelincir ketika balapan masih menyisakan 4 lap.

Walau tak berhasil finish dan meraih podium, kecepatan Marc mulai meningkat menyaingi para pembalap Ducati yang menaiki GP 2024.

Sayang saat race pada hari Minggu, Marc Marquez kurang sempurna startnya. Sepertinya Marc mengalami masalah pada holeshot device sehingga startnya kurang sempurna.

Masalah ini diawali oleh pentil ban yang rusak sebelum start sehingga harus diganti. Suhu ban jadi dingin dan Marc berusaha memanaskan sebelum start sehingga holeshot devicenya menjadi tidak aktif.

Akibatnya kecepatan Marquez saat start berkurang dan terjebak dalam kerumunan pembalap lalu bersenggolan dengan Franco Morbideli. Marc keluar lintasan dan tercecer di urutan 13.

Perlahan-lahan Marc Marquez mulai menyalip pembalap di depannya satu demi satu. Terjadi pertarungan sengit dengan Jack Miller. Lengan kanan Marc Marquez sempat menyentuh ban belakang Jack Miller.

Tak lama kemudian Jack Miller terjatuh  saat ditekan oleh Marc Marquez. Marc kemudian mengejar kembali pembalap di depannya, yakni Bezzecchi dan Brad Binder. Sempat tertahan akhirnya Marc berhasil melewati Bezzecchi dan Brad Binder, namun tak cukup waktu dan kecepatan untuk mengejar Enea Bastianini.

Balapan akhirnya dimenangkan oleh Pecco Bagnaia yang berhasil lepas dari kejaran Jorge Martin. Setelah itu Enea Bastianini meraih podium ketiga. Dan Marc Marquez akhirnya finish di posisi keempat.

Hasil ini semakin mengukuhkan Ducati sebagai motor terkuat di balapan Moto GP. Berkali-kali Ducati menyapu bersih podium. Urutan satu hingga empat, nampaknya akan selalu dikuasai oleh Ducati.

note : sumber gambar DETIK