“Five … four..three…two… one and close the door,”

Bumper atau opening ini pasti tidak asing bagi kurang lebih 15,8 juta subscriber channel youtube Deddy Corbuzier yang punya acara bincang-bincang ternama Corbuzier Podcast.

Deddy kini memang pantas digelari “The Father of Youtube” Indonesia karena video-video yang diuploadnya langganan status trending. Bayangkan dalam jangka satu jam setelah ditayangkan, viewernya bisa mencapai 500 ribu hingga 1 juta.

Dan video bincang-bincang yang dinamai sebagai podcast itu bisa dibilang merupakan biang podcast yang sesungguhnya kemudian gagal berkembang di Indonesia.

Untuk diketahui, podcast adalah istilah yang berasal dari kata ‘play on demand’ dan ‘broadcast’. Namun pada tahun 2005 kemudian diambil oleh Apple untuk ditempatkan di salah satu produknya yaitu iPod. Jadilah Apple Podcast yang kemudian kerap dipahami sebagai ‘iPod’ dan ‘brodcasting’.

Podcast sendiri pada dasarnya merupakan konten audio namun lebih fleksibel dan intens ketimbang siaran radio. Mirip siaran radio tapi bisa dilakukan oleh semua orang dengan bantuan aplikasi tertentu. Radio beroperasi dalam jaringan dengan basis gelombang tertentu, sementara podcast disiarkan lewat jaringan internet.

Salah satu aplikasi yang terkenal untuk menyiarkan podcast adalah Anchor.

Mulai terkenal sejak tahun 2009 di Amerika Serikat dan kemudian di negeri-negara Eropa, di Indonesia istilah podcast sebagai file audio yang dibagikan secara digital tidak bertahan lama. Keterkenalan beberapa podcaster menjadi surut ketika para youtuber mulai menamakan bincang-bincang dalam bentuk audiovisual sebagai podcast.

Deddy Corbuzier dengan hastag close the door menjadi salah satu pioner yang menamai produk video yang dibagi lewat jalur digital sebagai Corbuzier Podcast. Langkah ini kemudian diikuti oleh youtuber atau channel youtube lainnya. Podcast kemudian dipahami sebagai bincang-bincang yang ditayangkan lewat youtube.

Mengangkat isu-isu yang sedang panas, video Corbuzier Podcast cenderung menjadi trending. Deddy memahami dengan benar kesukaan publik Indonesia yang gemar konspirasi, konfrontasi dan kontroversi lalu ingin ada konfirmasi atau klarifikasi.

Menunggang angin itu, Deddy kemudian menjadi salah satu youtuber terpopuler di Indonesia, berdampingan dengan Raffi Ahmad, Baim Wong, Atta Halilintar dan Ria Ricis.

Mereka-mereka inilah yang kemudian menjadi parameter youtuber sukses terutama jika dikaitkan dengan adsense.

Youtube yang awalnya dikembangkan untuk mewadahi para kreator yang antimainstream kemudian berkembang tidak lebih dari media mainstream lainnya yang bertujuan untuk cuan, cuan dan cuan.

Pun para kreatornya, mereka juga kemudian menjadi pemburu adsense yang kemudian menghalalkan segala cara untuk menarik antensi pemirsa.

Alhasil kemudian youtube Indonesia berisi banyak video yang unfaedah, penuh drama bahkan settingan sebagaimana acara-acara gosip atau infotainment di televisi. Channel dihiasi dengan thumbnail yang cenderung clickbait.

BACA JUGA : Eco Art Ala Temanku Lima Benua

Kakak beradik Jovial da Lopez dan Andovi da Lopez yang tidak lagi puas pada algoritma dan konten youtube menyatakan mundur sebagai youtuber.

Channel SkinnyIndonesian24 yang dibangun sejak tahun 2011, tak lagi mengupload video baru sejak 24 Juni 2021.

Jovial dan Andovi pamit dari dunia yang telah membesarkan namanya sebagai salah satu youtuber ternama dari Indonesia.

“Apa bedanya youtube dengan televisi?”, itu kegelisahan mereka.

Padahal dulu mereka tertantang menjadi kreator dan memilih youtube sebagai platform karena dipandang lebih dari televisi. Apa yang tidak ada dan tak mungkin ditemukan di televisi bisa ada di youtube.

Hanya saja dalam perkembangannya, di youtube ternyata konten-konten yang oleh mereka dipandang tidak layak, tidak bermanfaat kemudian justru mendapat banyak perhatian.

Youtube sebagai sebuah platform ketika mulai menggaet banyak kreator kemudian mulai merubah algoritma untuk mencapai tujuan korporasi.

Tentu saja keuntungan lewat tayangan-tayangan iklan. Hitungan youtube bukan lagi subscriber melainkan juga jam tayang, lamanya para viewer menonton sebuah video.

Alhasil para kreator dituntut untuk rajin mengupload video, durasi video cukup panjang agar bisa disisipi beberapa iklan dan tentu saja videonya harus menarik perhatian.

Salah satu youtuber yang dipandang piawai menyikapi algoritma youtube ini adalah Atta Halilintar sehingga dengan cepat jumlah subscriber dan viewernya meningkat. Atta kemudian menjadi yotuber dengan jumlah subscriber terbesar di Indonesia.

Tuntutan untuk meraih jam tayang membuat video-video yang ditampilkan mesti menarik perhatian pemirsa. Mutu atau substansi menjadi tidak penting. Akibatnya youtube kemudian dipenuhi dengan video-video prank, give away, pamer gaya hidup dan segala sesuatu yang tidak menambah pengetahuan atau informasi bagi pemirsanya. Yang disajikan adalah mimpi, rekayasa dan drama-drama kehidupan.

Meski banyak kreator yang kecewa pada perkembangan youtube, namun tak semuanya pamit mundur. Beberapa tetap bertahan dan terus berkreasi dengan karakter masing-masing untuk menyajikan video yang edukatif, informatif, kritis, inpiratif dan seterusnya.

Namun tak bisa dipungkiri, channel-channel seperti ini bila dibandingkan dengan channel para pesohor tentu saja terlihat underrated.

Underrated artinya subscribernya masih dibawah 500 ribu dan berat untuk menuju 1 juta. Pun juga penontonnya masih dalam kisaran puluhan hingga ratusan ribu belum memasuki angka jutaan.

BACA JUGA : Cancel Culture

Nah, buat para jemaah youtube yang mungkin kecewa atas isi atau konten yang berkembang disana, namun tak bisa memalingkan diri darinya, berikut ini beberapa channel yang bisa jadi pilihan untuk ditonton.

Isinya memang nggak heboh karena tidak ada gimmick, settingan, drama atau prank, tapi justru karena itu maka menjadi berbobot, penuh pengetahuan, mengajak berpikir kritis dan analitis, pendek kata mendidik, informatif dan inspiratif.

Berikut ini channel youtube yang perlu dan penting untuk ditonton :

  1. Ferry Irwandi

Menyapa pemirsanya dengan sebutan ‘warga sipil’, channel Ferry Irwandi mayoritas mengupload vlog yang dinamai olehnya sebagai docuvlog.

Lewat docuvlog-nya, Ferry mengulas persoalan sosial ekonomi dan budaya secara ringan namun berisi. Apa yang disampaikan olehnya lebih dahulu diriset dan dianalisis secara mendalam.

Model yang dipakai untuk menyampaikan pesan adalah direct story telling.

Ferry kerap juga menyebut videonya sebagai video esai. Sehingga sebagaimana tulisan esai yang singkat, padat dan bernas, begitu pula karakter video yang disajikan olehnya. Tema-tema berat seperti investasi, money game dan lain-lain disampaikan olehnya secara ringan dengan ilustrasi berbagai video yang disusun dalam struktur ketat sehingga mudah diikuti.

Sesekali Ferry juga mengunggah konten film pendek yang diproduksi olehnya sendiri, review gadget dan teknik videografi, serta konten jalan-jalan dan seni budaya.

  1. Indrawan Nugroho

Buat yang suka dengan dunia ekonomi, entrepreneur atau usaha dan dinamikanya, ini adalah channel yang paling cocok untuk mengisi baterei.

Disajikan sendiri oleh Indrawan Nugroho, CEO dan Co-Founder CIAS {Coorporate Innovation Asia}, berbagai kajian soal ekonomi dan bisnis dibeber tanpa tedeng aling-aling.

Indrawan tidak pelit membagikan informasi dan analisis yang disampaikan dengan gaya pencerita nan handal. Video-video pendeknya ibarat bahan kuliah yang ringkas, padat dan bernas.

Dan yang paling penting, videonya selalu akan diakhiri dengan refleksi pembelajaran atas persoalan yang dianalisis atau dibeberkan olehnya.

  1. Guru Gembul

Menyapa pemirsanya dengan sebutan baraya, yang artinya saudara dalam bahasa Sunda.

Video yang diupload dalam channel ini relatif lebih sederhana pengerjaannya dibanding dua channel diatas. Suaranya saja direkam dengan smartphone.

Tapi tidak demikian dengan isinya. Guru Gembul kerap menyorot salah pikir, salah sangka dan mitos-mitos terkait dengan manusia dan kemanusian. Berbagai persoalan diungkap agar pendengarnya bisa berpikir jernih dan obyektif.

Guru Gembul dengan berani memasuki wilayah yang sensitif yaitu agama atau kepercayaan. Berbagai persoalan intern dan ekstern didedah olehnya dengan tujuan memberi pandangan yang moderatif dan toleran terhadap perbedaan.

Bercerita dengan logat Sunda yang kental, Guru Gembul piawai menyentil persoalan-persoalan sensitif tapi tak membuat pemirsanya meledak dan menjadi emosional.

  1. Hipotesa

Tak ada sentuhan kegenitan untuk memamerkan kemampuan editing dan videografi. Channel yang berisi kajian dan analisis sejarah ini banyak merangkai footage video dan foto-foto lawas apa adanya.

Tapi soal isinya jangan ditanya. Sebab video yang rata-rata berdurasi 13-15 menit berasal dari sebuah kajian yang tidak singkat atas berbagai dokumen dan catatan sejarah.

Isinya bukan hanya sejarah Indonesia melainkan juga sejarah dunia. Bukan hanya tentang kepahlawanan, perjuangan dan revolusi melainkan juga tentang ideologi dan isme-isme lainnya. Bahkan juga tentang uang, penyakit, virus dan korupsi.

Kritis dan analitik menjadi dasar bagi narasi yang diceritakan dengan sangat baik.

  1. Watchdoc Image

Subscribernya sudah melewati angka psikolis 500 ribu. Beberapa karyanya pernah menduduki status trending. Salah satu yang terkenal adalah video dokumenter berjudul Sexy Killers.

Wathdoc adalah rumah produksi yang didirikan oleh orang-orang berlatar belakang jurnalis. Membuat berbagai produk video dokumenter dan iklan, salah satu layanan yang populer adalah News Documentary untuk televisi.

Di luar itu, Watchdoc rajin menghasilkan video dokumenter baik sendiri maupun berkolaborasi dengan pihak lain yang tidak berorientasi profit. Nuansa aktivisme sangat kental dalam video-video dokumenter karya mereka.

Ledakan produksi video dokumenter non profit dimulai sejak Ekpedisi Indonesia Biru. Puluhan video dokumenter bernuansa ekonomi hijau, diunggah secara penuh agar bisa diakses oleh publik.

Dengan metode primier terbatas, lewat link yang dibagi untuk kegiatan nonton bareng dan diskusi membuat video dokumenter karya Watcdoc menjadi populer.

Tentu saja masih banyak channel berfaedah namun underrated yang perlu ditonton dan diberi atensi lebih. Bahwa kebanyakan orang lebih suka tontonan yang menghibur tentu bisa dimaklumi. Tapi alangkah ruginya membuang uang untuk kuota atau akses internet jika hanya untuk ber- haha hihi atau mengumbar nafsu ingin tahu kehidupan dan urusan orang lain.

Yakinlah menonton 5 channel diatas pasti mendatangkan faedah. Isinya tak bakal mengecewakan, andai ada kekurangannya , maka itu adalah kekurangan subscriber dan penonton, sebab mereka tak rajin nge-prank dan bagi-bagi give away.