Piknik bisa jadi obat mujarab yang dapat membuat kamu bahagia. Kesah.id tahu banget banyak yang sudah pingin piknik tapi masih was-was.

Nah buat kamu yang sudah kangen piknik mulailah untuk merencanakannya dan menabung untuk kebutuhan liburan. 

Oh ya piknik nggak berarti harus ke luar propinsi, ke luar pulau atau bahkan ke luar negeri. Kesah.id punya rekomandasi tempat atau destinasi di daerah kita sendiri yang layak bahkan harus didatangi agar kamu-kamu semakin mengenal dan mencintai daerah sendiri.

Kali ini kesah.id akan merekomendasikan Desa Pela sebagai destinasi yang patut untuk dipertimbangkan.

Desa Pela berada di kawasan Mahakam Tengah tepatnya di wilayah kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara.

Dari Samarinda bisa dicapai dengan beberapa cara. Bisa dengan naik kendaraan umum yaitu bus jurusan Samarinda – Kota Bangun, sewa mobil atau berkendara sendiri baik motor maupun mobil.

Setelah sampai Kota Bangun untuk mencapai Desa Pela mesti pergi ke penyeberangan. Lokasi penyeberangan ada di Desa Liang Ulu. Yang membawa mobil mesti ditinggal disini dan kemudian berganti dengan perahu/longboat untuk menuju Desa Pela dengan cara menyeberangi sungai Mahakam dan masuk ke muara sungai Pela.

Yang menaiki motor atau sepeda, kendaraannya bisa dibawa ke Pela dengan menaiki Fery penyeberangan dari Liang Ulu ke Sangkuliman menyeberangi sungai Mahakam dan kemudian dari Sangkuliman ke Pela dengan menyeberangi sungai Pela.

Mobil tidak bisa dibawa ke Pela karena tidak ada jalanan yang menapak tanah. Jalanan di Desa Pela adalah jembatan Ulin yang membentang di tepian sungai Pela sepanjang kurang lebih empat kilometer.

Disamping jembatan Ulin itu berdiri deretan rumah panggung menghadap ke arah sungai. Permukiman hanya satu baris, membentang dari dekat pesisir Danau Semayang hingga Luah Kang yang merupakan kawasan rawa/danau untuk reservat ikan.

Desa Pela memang unik karena berada dalam irisan ekosistem sungai, danau dan rawa. Letak yang kemudian membuat desa ini kaya dengan keanekaragaman hayati.

Salah satu yang ternama adalah Pesut, mamalia khas yang langka. Dan Pela beruntung karena sungainya masih menjadi habitat bagi Pesut Mahakam yang senang bermain ke Danau Semayang. 

Pada saat-saat tertentu Pesut dengan mudah bisa dilihat sedang bermain atau melintas dari Sungai Mahakam ke Danau Semayang melalui Sungai Pela. Dan di malam hari ketika duduk-duduk di beranda rumah atau di jembatan Ulin, suara Pesut yang menyemburkan air juga kerap terdengar.

Diujung permukiman Desa Pela ada daratan menjorok yang dinamai Tanjung Tamanoh. Ini merupakan lokasi terbaik di pesisir Danau Semayang untuk melihat matahari surup di ufuk barat. Pemandangan indah akan tersaji di angkasa antara pukul 17.00 hingga 18.00 jika langit sedang cerah.

Di kawasan ini kita bisa berkemah jika tak ingin menginap di homestay yang disediakan oleh warga. Namun saat ini untuk mencapai Tanjung Tamanoh mesti memakai perahu karena jembatan ulin belum sampai kesana. Dari ujung jembatan ulin masih tersisa kurang lebih 500 meter lagi.

Bagi yang ingin menginap di Pela saat ini ada 5 rumah warga yang dijadikan homestay. Satu homestay bisa menampung puluhan orang. Beberapa tidur di kamar dan lainnya bisa tidur beralas tikar/ambal di ruang depan yang luas. Tarifnya sekitar 100 ribu rupiah semalam sudah termasuk makan dan minum teh serta kopi. 

Jika rombongan pengunjung ingin menikmati malam dengan keramaian bisa diatur pertunjukan musik,tari dan seni bela diri di kafe Pokdarwis B3 yang berada di samping Museum Pela.

Pendek kata berwisata ke Pela adalah wisata yang fleksibel. Tak perlu membayangkan jadwal yang padat untuk melihat ini dan itu. Wisata di Pela adalah soal melihat dan menikmati kehidupan masyarakat di dataran rendah atau lahan basah Kalimantan dengan segala kekayaan alam dan kebudayaannya.

Disini kita akan menemukan apa yang tidak ada atau tak bisa dibuat di tempat lainnya. Kekayaan alam,keindahan dan suasana yang tiada duanya. 

Jadi, ayo ke Pela.