KESAH.IDTiga Ducati berhasil mengamankan posisi dalam sprint race di Sirkuit Lemans Perancis. Dan ketiganya dari Spanyol yakni kakak adik Marquez dan Fermin Aldequere. Tapi All Spain ini tak bisa diulang dalam balapan utama yang berlangsung penuh kekacauan. Cuaca yang membingungkan membuat pembalap salah memilih ban. Dan balapan yang diumumkan sebagai balapan basah ternyata tidak diikuti oleh banyak pembalap yang berakhir dengan hukuman double long lap pinalty. Zarco ahirnya yang memenangi balapan karena sejak semula memilih ban basah.

Dua kali melakukan kesalahan sehingga kehilangan kemenangan, Marc Marquez masih tetap ditempatkan sebagai pembalap unggulan dan tak terkalahkan di Mogo GP 2025. Seri balapan di Sirkuit Lemans Perancis akan dipakai oleh Marc Marquez untuk merebut kembali tahta klasemen sementara yang berada di tangan adiknya. Alex memimpin klasemen sementara setelah berhasil memenangi balapan di Jerez, kemenangan pertamanya dalam balapan utama di Moto GP.

Memakai setting dan perangkat baru hasil pengujian di Jerez, Marc segera tancap gas. Sesi latihan dilahapnya dengan selalu menjadi yang tercepat. Marc tidak kesulitan menguasai motornya, sementara rekan satu timnya, Pecco Bagnaia nampaknya mengalami kesulitan di balapan Perancis ini.

Yang justru tampil impresif adalah Fabio Quartararo, motor Yamaha yang ditungganginya melesat cepat. Yamaha kemudian muncul sebagai saingan baru, ditengah persaingan antar Ducati sendiri dalam balapan Moto GP.

Walau dominan di sesi latihan, namun dalam kualifikasi ternyata Fabio Quartararo berhasil kembali mencatatkan diri sebagai yang tercepat. Dua kali berturut-turut Fabio Quartararo akan start dari posisi terdepan.

Deret depan yang biasanya dikuasai oleh Ducati, hingga dianggap mulai membosankan oleh sebagian pengemar Moto GP, mulai kehadiran warna dan motor lain.

Alex Marquez masih menunjukkan diri sebagai pembalap yang konsisten. Belum mampu meraih posisi terdepan, namun Alex menjadi salah satu pembalap yang selalu mendulang poin maksimal. Sejauh ini Alex belum melakukan kesalahan, atau kalaupun ada kesalahan, masih bisa melakukan recovery dengan cepat. Motor Ducati 2024 sepertinya sangat cocok dengan gaya balap Alex Marquez.

Trend baik juga ditunjukkan oleh rekan Alex di Gresini Racing. Fermin Aldequere dalam balapan-balapan terakhir mampu merangsek ke depan, mulai mendekati posisi podium. Talenta muda dari Spanyol ini mulai menunjukkan tajinya, disaat sinar bintang Pedro Acosta tidak seterang seri tahun lalu.

Tiga penunggang Ducati dari Spanyol sedang on fire.

Jika Fermin konsisten dan tak melakukan kesalahan, bukan mustahil lintasan Moto GP yang kini dikuasai oleh Marquez bersaudara kemudian akan ditambah olehnya hingga menjadi panggungnya pembalap Spanyol.

Dominasi pembalap Spanyol ini tak masalah untuk Ducati. Karena ketiganya menaiki motor Ducati dan membuat Ducati mencetak rekor demi rekor.

Sejauh ini podium selalu diisi oleh pembalap Ducati, hanya sesekali diselingi oleh pembalap dari pabrikan lain. Dan belum ada pembalap dari pabrikan lain yang meraih podium pertama, baik di Sprint Race maupun di balapan utama.

Ducati yang menurunkan enam pembalap, menunjukkan prestasi yang hampir merata. Semua sama-sama cepat. Hanya Fabio Di Gianntonio yang masih agak kesulitan, bukan karena tak menguasai motornya melainkan karena masih dalam masa pemulihan akibat cidera yang diderita sepanjang musim lalu.

Motor Ducati yang dipakai oleh para pembalap baik di tim utama maupun tim satelit sepertinya tidak terlalu berbeda. Kalaupun ada beda antara satu pembalap dengan pembalap lainnya, itu hanyalah perbedaan minor karena gaya balap masing-masing.

BACA JUGA : Abrasi Elevasi

Bermain di hadapan pendukungnya, Fabio Quartararo mampu memberi harapan bagi publik Perancis dengan menempatkan diri sebagai pole sitter. Dukungan penonton memberi kekuatan lebih untuknya, Fabio yang mulai nyetel dan puas dengan motornya pasti akan mempersembahkan yang terbaik untuk publik Perancis.

Tanda-tanda Fabio akan memperoleh hasil maksimal ditunjukkan sejak start. Marc Marquez yang berusaha untuk memimpin di depan mulai tikungan pertama, dilawan oleh Fabio Quartararo. Marc yang berhasil melewati Fabio, kembali dibalap dengan mudah ketika akan berakselerasi setelah tikungan.

Beberapa lap awal Fabio memimpin di depan, tanpa kesalahan.

Naas untuk Bagnaia. Start dari posisi keenam, Pecco langsung memakai mode agresif untuk mengejar posisi di depan. Namun belum satu putaran, Pecco melakukan kesalahan hingga motornya tergelincir saat hendak memasuki tikungan. Pecco harus mengakhiri balapan dan akan berdampak pada klasemennya. Defisit poin antara Pecco dengan Marc dan Alex akan kembali membesar.

Gagal merebut posisi pertama sejak awal balapan, Marc kemudian menguntit Fabio di belakang dengan ketat. Sepertinya Marc Marquez akan menyerang setelah separuh balapan. Marc akan menyerang ketika melihat tanda-tanda Fabio mulai menurun kecepatannya.

Percobaan kemudian dilakukan oleh Marc Marquez untuk menyusul Fabio. Berhasil, Marc menusuk dari sisi dalam, namun ketika berakselerasi Fabio kembali mampu melewatinya.

Dan dalam percobaan kedua baru Marc Marquez berhasil karena titik masuk Fabio berhasil ditutupnya. Dan setelah itu perlahan Marc Marquez langsung membuat jarak.

Ketahanan motor Yamaha untuk terus cepat ternyata terbatas. Fabio kemudian berhasil disusul oleh Alex Marquez. Zona podium Fabio Quartararo terancam karena Fermin Aldequere di paruh kedua balapan makin menunjukkan kecepatannya.

Dan lewat saling salip yang dramatis, diwarnai oleh senggolan, pembalap muda rekrutan Ducati itu berhasil menyusul Fabio Quartararo dan menciptakan jarak. Bayang-bayang podium pertama sudah ada di mata Fermin Aldequere. Hanya kesalahan yang akan membatalkan raihan podium pertamanya, karena Fabio sudah tak mungkin lagi memacu motornya lebih kencang.

Marc nyaman memimpin di depan, Alex berusaha mengejarnya namun tak cukup waktu. Di lap terakhir Marc Marquez memang melambat, namun jarak yang lebih dari satu detik itu hanya hingga finish hanya terpangkas sebagian.

Dengan kemenangan di Sprint Race pada balapan di Perancis, Marc mencatatkan rekor sebagai pembalap pertama yang mencatatkan 6 kemenangan berturut pada Sprint Race, catatan manis Jorge Martin diruntuhkannya.

Alex menyusul di posisi kedua dan posisi ketiga ditempati oleh Fermin Aldequere, rookie yang mulai bersinar.

Yang berdiri diatas podium adalah pembalap Ducati, semuanya pembalap Spanyol, All Spain.

Lintasan balap Moto GP memang didominasi oleh pembalap dari Spanyol dan Italia. Pembalap dari negeri lainnya, beberapa juga lulusan sekolah balap di Spanyol dan Italia.

Dominasi pembalap Spanyol di Moto GP bahkan sempat meresahkan penyelenggara, sempat terpikir untuk membatasinya. Dominasi pembalap Spanyol dianggap bisa mengganggu pertumbuhan pemirsa Moto GP karena sirkuit tempat penyelenggaraan tidak mempunyai pembalap lokal. Dengan tidak adanya pembalap lokal masyarakat setempat kurang antusias untuk menyaksikannya.

Dugaan yang sebenarnya tidak terlalu beralasan. Ada pembalap dari negeri sendiri tentu membanggakan, namun pemirsa umumnya ingin menyaksikan balapan yang seru. Moto GP bukan kompetisi olahraga macam Olimpiade, Piala Dunia, Asian Games yang nasionalitasnya sangat kuat.

BACA JUGA : Habemus Papam

Menjelang balapan utama cuaca mendung dan mulai turun hujan kecil. Pembalap nampaknya kebingungan dengan pilihan ban. Dan ketika warming up dilakukan, bendera putih dikibarkan. Pembalap masuk ke pit dan race director menyatakan balapan akan dilakukan dalam mode basah.

Pembalap kemudian melakukan sighting lap, dan beberapa pembalap kemudian masuk kembali ke dalam pit. Salah satunya adalah Marc Marquez yang akan mengganti motornya dengan ban kering. Pembalap yang masuk ke pit dan mengganti motor diganjar double long lap pinalty.

Balapan nampaknya akan berlangsung dengan kekacauan.

Dan benar baru start sudah terjadi crash. Yang dijagokan yakni Fabio Quartararo terjatuh, Francesco Bagnaia juga mengalami nasib yang sama, walau bisa bangkit namun Pecco sudah tertinggal terlalu jauh.

Untung bagi Zarco yang sejak semula memakai ban basah, selain langsung bisa tancap gas, Zarco tak kehilangan waktu karena hukuman double long lap pinalty. Zarco langsung nyaman memimpin di depan.

Marc Marquez dan Alex Marquez nampaknya sudah mengamankan posisi kedua dan ketiga walau kehilangan waktu karena double long pinalty dan melakukan flag to flag untuk mengganti motornya.

Tak mungkin bagi Marc Marquez untuk mengejar Zarco yang sudah jauh didepan. Memaksa motor jelas akan membahayakan klasemen dalam kejuaran. Marc bermain aman, menjaga agar tak jatuh dan kehilangan poin.

Yang justru dijaga adalah Alex yang kalau mampu menyusul Marc maka posisi dalam klasemen akan terancam.

Dan malang bagi Alex yang berusaha mengejar Marc, namun terjatuh. Sempat bangun lagi dan berusaha mengejar, namun kembali terjatuh dan akhirnya kehilangan poin.

Zarco kemudian menyelesaikan balapan dengan memecahkan rekor yang sudah bertahan 70 tahun. Terakhir pada tahun 1954 pembalap Perancis menang di balapan Perancis. Kekecewaan publik Prancis karena kegagalan Fabio Quartararo dibayar oleh Johan Zarco.

Tapi ditengah semua kekacauan balapan di sirkuit Lemans, Marc Marquez walau tak menang mendapat keuntungan. Marc mengamankan posisi di klasemen makin aman, jaraknya dengan Alex Marquez dan Pecco Bagnaia makin jauh.

Walau banyak pembalapnya berjatuhan, Ducati masih terhibur dengan kemenangan Fermin Aldequere. Pembalap muda rekrutan Ducati ini mampu finish ketiga.

Sayang All Spain tak bisa lagi diulang di balapan utama GP Perancis, karena Alex jatuh dan podium pertama jatuh kepada Johan Zarco yang jauh memimpin.

Pilihan ban ternyata membuat balapan di Sirkuit Lemans Perancis tidak seperti yang dibayangkan.

note : sumber gambar – RIDER TUA