KESAH.IDDalam balapan Emilia Romagna di Sirkuit San Marino Marc Marquez beruntung. Start dari posisi ketujuh karena terjatuh di kualifikasi, saat sprint race Marc marquez berhasil finish di posisi keempat. Dan di saat sprint race, tiga pembalap di depannya yang sulit untuk dikejar terjatuh. Marc pun berhasil meraih podium ketiga, hasil yang akan menjadi modal untuk berlaga di Sirkuit Mandalika. Di Mandalika, Marc akan mencoba peruntungannya setelah dua tahun berturut-turut hanya kegagalan yang diperolehnya.

Begitu menyelesaikan balapan di Misano World Sirkuit Marco Simoncelli para pembalap akan menuju Asia. Tanpa jeda balapan berikutnya akan digelar di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat, Indonesia.

Balapan di sirkuit Mandalika dinanti oleh Marc Marquez, dia ingin segera pergi kesana karena dalam dua tahun berturut-turut Marc selalu gagal finis dalam balapan disana.

Masih menunggangi Honda, Marc yang digadang bisa menunjukkan tajinya terjatuh dan tidak bisa melanjutkan balapan di tahun 2022 dan 2023. Sirkuit Mandalika menjadi sirkuit yang paling membuat Marc penasaran.

Kini dengan menaiki Ducati dan dengan modal kemenangan di sirkuit Aragon dan San Marino, Marc Marquez tentu ingin menyapa pengemarnya di Indonesia dengan kemenangan pertama di Mandalika.

Namun sebelum ke Mandalika, Marc Marquez mesti menyelesaikan dulu balapan yang digelar dua kali berturut-turut di sirkuit Misano. Sirkuit ini dipilih untuk menggantikan dua balapan yang urung diselenggarakan di India dan Kazakhtan.

Sirkuit yang menjadi rumah bagi para pembalap murid-murid Valentino Rossi ini akan lebih dahulu menguji Marc Marquez apakah adaptasinya dengan Desmosedici GP 2023 sudah selesai. Jika dalam balapan di San Marino pada kondisi normal Marc mampu berprestasi maka bintang terang Marc Marquez sungguh terang benderang.

Dalam balapan terakhir Marc Marquez memberikan kejutan dengan menjuarai sesi balapan utama di sirkuit Misano. Padahal Marc tidak dijagokan karena start dari barisan ketiga.

Start dari posisi agak belakang memang menyulitkan di sirkuit Misano ini karena track-nya sempit sehingga sulit untuk mendahului lawan.

Namun Marc berhasil mengambil keuntungan ketika sirkuit basah karena rintik hujan. Dalam kondisi pembalap lain berhati-hati akibat beberapa orang terjatuh, Marc justru mengambil resiko. Keberaniannya berbuah manis karena Marc yang mengawali balapan dari posisi kesembilan kemudian berhasil melewati pembalap lainnya dengan mudah dan terus memimpin hingga balapan usai.

Kemenangan di sirkuit Misano kemudian menjadi kemenangan ketujuh sepanjang keikutsertaan Marc Marquez dalam kejuaraan balapan dunia mulai dari Moto 3, Moto 2 hingga Moto GP.

Back to back membalap di sirkuit yang sama dua kali berturut-turut menjadi tantangan tersendiri untuk Marc Marquez. Pembalap yang sering digambarkan sebagai ‘public enemy’ pengemar Moto GP Italia ini sebenarnya memang tak diunggulkan di sirkuit yang teknis dan flowing ini.

Kemenangan kelimanya dalam balapan utama Moto GP di sirkuit Misano mengejutkan. Sebab Marquez sendiri selalu meyakini kalau posisi start di belakang akan membuatnya sulit meraih podium apalagi kemenangan.

Namun Marc Marquez selalu bisa membalik keadaan terutama jika ada kejadian-kejadian tak terduga di lintasan. Marc terbilang pintar memanfaatkan momentum karena keberaniannya mengambil resiko.

Disaat pembalap lain takut jatuh, Marc Marquez justru memacu motornya untuk mendapatkan kecepatan hingga membuat jarak dengan pembalap lainnya.

Momentum Marc Marquez di Misano didapat ketika dua kandidat utama juara mengambil sikap yang berbeda atas kondisi lintasan. Jorge Martin tergesa-gesa masuk ke pit untuk ganti motor yang berakhir dengan ketinggalan, dan Pecco Bagnaia mengambil langkah aman, tak ngotot mengejar Marc Marquez untuk memangkas jarak dengan Jorge Martin yang sudah ketinggalan di belakang.

BACA JUGA : Kopi Gempa

Mengawali sesi latihan bebas di balapan yang bertajuk Emilia Romagna ini Marquez terlihat santai. Marc tidak langsung turun ke lintasan ketika sessi dibuka karena sirkuit cenderung masih basah. Saat sirkuit mulai mengering dengan beberapa putaran saja Marc Marquez berhasil menjadi yang tercepat.

Di sessi practise untuk menentukan pembalap yang langsung masuk Q 2, Marc juga tak segera masuk lintasan dan mengeber tunggangannya. Ada banyak pembalap terjatuh saat memacu motornya. Marc terlihat santai saja namun tetap berhasil meraih posisi ketiga di belakang Francesco Bagnaia dan Jorge Martin.

Sayangnya lagi-lagi Marc Marquez mengulang kualifikasi yang buruk karena terjatuh sehingga kehilangan waktu. Marc kemudian harus start dari posisi ketujuh dibelakang Francesco Bagnaia, Jorge Martin, Enea Bastianini, Brad Binder, Pedro Acosta dan Marco Bezzecchi.

Untungnya Marc Marquez berhasil melakukan start cukup baik sehingga naik ke posisi 5 dan kemudian berhasil melewati Brad Binder. Namun tak cukup kecepatan untuk mengejar Enea Bastianini yang ada di depannya.

Sementara Jorge Martin yang melejit memimpin balapan, beberapa lap terakhir melebar sehingga berhasil diambil alih oleh Francesco Bagnaia sampai akhir balapan.

Marc Marquez juga sempat melebar dan berhasil didekati oleh Pedro Acosta, namun Marc berhasil mempertahankan posisi keempat hingga balapan berakhir.

Ducati kembali menunjukkan dominasinya dalam sprint race dengan merebut empat posisi teratas.

Dalam sessi balapan utama, sejak start Bagnaia dan Martin terlibat dalam persaingan ketat untuk memimpin. Martin berhasil mengambil alih setelah beberapa kali mencoba dan begitu dilewati oleh Martin, kecepatan Bagnaia menurun hingga kemudian disalip dengan mudah oleh Enea Bastianini.

Marc Marquez seperti kesulitan dan berada di posisi keenam setelah melewati Bezzecchi. Posisi Marc naik ketika Brad Binder jatuh. Pedro Acosta yang kelihatan nyaman dengan kecepatan motornya kemudian juga jatuh ketika berusaha mengejar Francesco Bagnaia.

Sulit bagi Marc Marquez untuk mengejar Pecco, Enea dan Martin. Mendapat kecepatan kembali, Pecco membuat jarak yang cukup jauh dengan Marc Marquez. Namun upaya Pecco untuk merebut kembali posisi dari Enea dan Martin gagal karena terjatuh.

Tinggallah Enea yang terus menekan Jorge Martin, hingga kemudian di lap terakhir Enea dengan agresif melewati Jorge Martin hingga melebar. Enea berhasil melewati garis finis sebagai pemenang dengan jarak yang cukup lebar dengan Jorge Martin. Dan Marc Marquez yang hanya menyalip Marco Bezzecchi berhasil meraih podium ketiga di sirkuit San Marino.

Dengan kemenangan Enea Bastianini, Jorge Martin kembali membuat jarak dalam klasemen dengan Pecco Bagnaia yang gagal meraih poin.

Sementara itu Marc Marquez kembali digusur oleh Enea dengan jarak poin yang sangat tipis.

Podium ketiga dalam balapan Emilia Romagna menjadi hiburan tersendiri untuk Marc Marquez. Keberuntungan mengiringinya sebelum berkemas untuk berangkat ke Mandalika, sirkuit yang belum pernah memberikan kemenangan atau podium untuknya.

BACA JUGA : Kamisan Yogya

Marc Marquez ingin segera berlaga di Mandalika. Hal ini bukan basa-basi sebab Marc Marquez tahu kalau dirinya akan disambut meriah di Indonesia. Berlainan dengan publik Italia yang kerap mencemooh, sentimen publik di Indonesia atas konflik antara Rossi dan Marc tidak sampai terekpresikan dalam teriakan di lintasan.

Masa depan Marc setelah meninggalkan Honda untuk berpindah ke Ducati semakin cerah. Terbukti Marc Marquez bisa bangkit kembali dan hampir mencapai level yang sama ketika dirinya begitu digdaya dengan Honda.

Masa depan ini bertolak belakang dengan sirkuit Mandalika. Sirkuit yang baru akan ketiga kalinya mengelar balapan Moto GP ini masa depannya mulai terlihat suram karena apa yang dibayangkan atau diangankan makin terlihat buram.

Menjelang pelaksanaan GP Mandalika ada suara dan kabar sumbang perihal belum dibayarnya hosting fee oleh penyelenggara kepada Dorna.

Sirkuit yang dikelola oleh perusahaan tersendiri ini ternyata tak mampu membiayai dirinya sendiri. Penyelenggaraan Moto GP tergantung pada pemerintah, baik pemerintah daerah maupun pemerintah nasional.

Dibangun jauh dari pusat keramaian, sirkuit yang dimaksudkan menjadi penunjang pengembangan kawasan wisata baru ini, kawasan wisata strategis nyatanya belum berhasil menjadikan Mandalika sebagai ‘Bali Baru’ walau koneksinya ke Pulau Dewata amat dekat.

Fasilitas penunjang untuk penyelenggaraan Moto GP belum sepenuhnya tersedia, dan yang telah ada juga tak begitu ramah untuk kantong para penontonnya.

Menjelang pelaksanaan Moto GP harga-harga melambung.

Para calon penontonpun kemudian berhitung. Dan dengan gamblang mereka bisa menyimpulkan bahwa menonton Moto GP di Malaysia atau Thailand justru lebih murah, pun juga dengan pengalamannya.

Makin tahun jumlah penonton Moto GP Mandalika makin berkurang. Hingga sebagian diantaranya merupakan penonton hasil pengerahan massa. Tak heran jika vibe-nya kemudian kalah dengan euforia penonton di GP Malaysia dan Thailand.

Nasi sudah menjadi bubur, ambisi untuk menghubungkan olahraga dengan pariwisata jika dilandasi oleh ambisi buta hanya akan berakhir dengan kesia-siaan yang sulit dicari alasan pembenarnya.

Tapi kita adalah bangsa kreatif, nasi yang sudah menjadi bubur bakal enak ditelan jika diberi toping ayam. Dan nikmatnya bakal bertambah ketika ditemani dengan segelas teh panas.

note : sumber gambar – BOLASPORT