KESAH.ID – Meski informasi melimpah ruah, namun generasi old masih suka memelihara mitos-mitos yang terbukti terang benderang sebagai tidak benar. Contohnya soal mimpi, bintang atau zodiak, dan juga panca indera. Generasi old suka sekali bicara indera keenam, walau indera ada yang kesembilan bahkan lebih. Berlainan dengan generasi old, generasi terkini sering tak peduli pada informasi. Bukan tak ingin tahu melainkan karena informasi teramat gampang dipunggut dimana saja dan kapan saja. Bocah Bocah Kosong sebuah percakapan di channel youtube bisa menjadi refleksi terkini bagaimana generasi z berhadapan dengan informasi, entah informasi lampau, kini ataupun mendatang.
Ditengah kebanyakan orang sedang gas poll untuk memenangkan calon pilihannya menang satu putaran, saya setelah tahun baru justru gabut karena belum tahu apa yang hendak saya lakukan.
Tanpa kesibukan yang berarti, saya mulai khawatir pada diri sendiri kalau-kalau mulai berpikir yang tidak-tidak. Seperti misalnya kepikiran untuk memulai kampanye memakzulkan Joko Widodo.
Pikiran seperti itu harus saya alihkan dan cari-cari kesibukan adalah pencegahan dininya. Pilihannya adalah nonton saja, menghabiskan waktu dengan menyaksikan berbagai konten di saluran layanan over the top.
Awalnya saya berkeinginan untuk kembali langganan Netflix. Tapi urung, rasanya berlangganan Netflix seperti masuk rimba, terlalu banyak pilihan jadi malah bingung. Netflix itu seperti hypermarket, lebih banyak waktu habis untuk memilih-milih.
Tapi sempat juga berlangganan untuk sehari demi menonton Gadis Kretek, serial resmi produksi Netflix yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karangan Ratih Kumala.
Hidup memang sering berisi kebetulan. Ketika butuh saluran tontonan, anak saya kemudian memberi akun OTT langganan sebulan di HBO GO.
Waktu kosong dan kegabutan saya terselamatkan menyaksikan film-film blockbuster. Namun lama kelamaan bosan juga karena durasinya panjang-panjang.
Tidak ada pilihan lain, akhirnya saya kembali ke youtube yang sudah lama tak terlalu saya amati perkembangan kontennya.
Setelah seri Moto GP 2023 berakhir saya memang tak lagi rajin menonton youtube.
Jadi ketika kembali menonton serasa kehilangan arah, mau nonton channel mana.
Tapi youtube selalu punya rekomandasi hingga akhirnya saya ketemu sebuah channel yang caption thumbnailnya menarik, Bocah Bocah Kosong.
Ternyata yang dibranding sebagai BBK itu adalah Chateez, Meyden dan Vior.
Chateez yang punya nama asli Chaterine Alicia, sebelum wajahnya menghiasi layar kaca lebih dulu dikenal sebagai streamer dan gamer yang kontennya kerap FYP di Tik Tok.
Chindo yang tampilnya cuek bebek ini tak pandai berakting, hanya tampil adanya dengan gaya polos dalam menjawab pertanyaan. Logat Jawa Timurnya juga medok.
Salah satu konten terviralnya adalah ketika melakukan cosplay saat perayaan hallowen. Ketika ditanya sedang memerankan apa, Chateez dengan enteng menjawab “Lonte sekolah,”
Sedangkan Meyden yang punya nama asli Melinda Rohita merupakan atlit e-sport yang berbakat. Sejak tahun 2018, Meyden mengikuti berbagai turnamen mobile legend.
Sempat bergabung dengan beberapa club e-sport, Meyden berkali-kali menjuarai turnamen mobile legend. Terkenal dalam dunia e-sport, Meyden kemudian mencoba membagikan pengalaman hidup sehari-harinya lewat vlog di channel youtubenya.
Konten dan live streaming melalui tik tok yang membuat Meyden terkenal. Salah satu ciri khasnya adalah omongan kasar.
Namun nama Meyden melejit karena disebut-sebut dalam gurauan Deddy Corbuzier dan salah satu tamunya di Podcast Close The Door. Diperbincangkan sebagai menjual atau kehilangan keperawanan di Tik Tok, Meyden pun meradang dan berani berseteru dengan raja podcast Indonesia itu.
Viorenita Susanto, lebih dikenal dengan nama Vior. Sama seperti Meyden, Vior merupakan pemain profesional mobile legend. Vior juga merupakan Brand Ambassador dari ONIC Esports.
Sebelum berkarir dalam dunia gamer, Vior lebih dahulu menekuni pekerjaan sebagai bintang iklan.
Nama Vior naik daun ketika mulai melakukan streaming lewat Nimo TV. Namanya makin melambung karena didapuk sebagai New Rising Star dalam Nimo TV Gala tahun 2021.
Vior tampil polos namun tidak secuek chateez.
BACA JUGA : Petani Nyaleg
Membalik fenomena kebanyakan seleb yang lebih dahulu terkenal di televisi baru masuk membangun popularitas di sosial media, Chateez, Meyden dan Vior lebih dahulu dikenal di media sosial baru kemudian masuk televisi.
Ketiganya kini berpindah-pindah dari satu tayangan ke tayangan lainnya, dari satu stasiun tv ke stasiun lainnya. Selain itu jadwal mereka di podcast-podcast youtube juga sangat padat.
Menariknya ketiganya tampil konsisten, tidak seperti kebanyakan selebritas lain yang suka bertingkah begitu terkenal. Chateez, Meyden dan Vior bahkan sering tertawa geli kalau disebut sebagai artis.
“Artis ta kita,”
Tentu mereka pantas disebut artis, karena tampil di layar publik dan kemunculannya menghibur.
Bahwa mereka sendiri tak tahu apa bakatnya sehingga layak disebut artis, itu soal lain.
Chateez sendiri selalu menyebut tak punya bakat. Walau pernah ikut ajang pencarian bakat.
Saat ditanya apa yang ditampilkan dengan santai dia menjawab “Karena tak punya bakat, saya baca puisi saja,”
Mungkin puisi ciptaan sendiri. Namun Chateez menyangkal dan mengatakan “Puisi dari google,”
Dan karena lagi nge-hit, ketika bocah ini kemudian disatukan dalam sebuah acara bincang-bincang di sebuah podcast pada satu channel youtube.
Ketiganya dihadirkan sebagai co-host, yang diskenariokan akan diberi ‘isi’ oleh bintang tamu yang dihadirkan.
BBK sendiri baru mencapai edisi ke 17 pada minggu lalu. Semua videonya melampaui views 1 juta dengan rekor pemirsa terbanyak hampir 5 juta. Artinya Chateez, Meyden dan Vior termasuk dalam penjala adsense tingkat gajah.
Mesti telah mencapai 17 episode dengan menghadirkan berbagai narasumber yang mumpuni pada bidangnya, namun tampilan ketiganya masih sama, sama-sama kosong.
Yang pusing justru host-nya. Dan BBK telah berkali-kali ganti host, mulai dari Onad, Cokky, Rogen, Jegel dan Praz Teguh.
Tak mudah untuk bertanya jawab dengan Chateez, Meyden dan Vior. Meyden suka sekali menjawab sekenanya, Vior jawabannya kerap tidak nyambung sementara Chateez suka sekali menjawab tak tahu.
Yang paling parah, setelah diberi penjelasan panjang lebar reaksi mereka kerap anyep “oh, gitu to,”
Tapi sesekali muncul jawaban yang terduga. Jawaban yang menunjukkan kecerdasan mereka bertiga yang munculnya kadang-kadang.
Diluar kekonyolan dan kadang ketololan mereka bertiga, satu hal yang membuat salut dibanding seleb-seleb dadakan lainnya adalah sikap apa adanya, tampil otentik dan gak jaga image lewat sikap basa-basi atau omongan yang ditata rapi mirip chat GPT.
BACA JUGA : Pilpres Satu Putaran, Presiden Turun Gunung
Menyaksikan host atau pembawa acara BBK kewalahan atau kena mental jadi membuat saya tersenyum sendiri. Bayangan mereka yang lebih muda dari saya sudah kesulitan menghadapi anak-anak gen z apalagi saya.
Tak usah jauh-jauh, berbincang dengan anak saya yang kini duduk di bangku SMA saja saya sulit. Semua hal yang disukai olehnya seolah berlawanan dengan saya. Kalaupun ada kesukaan yang sama, sama dan anak saya suka kangkung serta pakcoy.
Bocah-bocah ini memang tipikal yang kerap tak peduli pada apapun yang tidak menarik perhatian mereka, atau tidak relate dengan kesehariannya.
Berbeda dengan milenial muda yang suka merasa keren kalau pengetahuan umumnya luas, sehingga mereka mudah hafal berbagai macam istilah terbaru. Ya macam Mas Gibran yang meng-KO Cak Imin dan Profesor Mahfud dengan singkatan dan istilah asing.
Gen milenial mungkin memang malas menghafal, karena merasa pengetahuan ada di mana-mana jadi tinggal googling saja.
Mereka memang lahir di jaman dimana informasi melimpah ruah, datang silih berganti. Pengetahuan lama masih diimani, pengetahuan baru sudah lahir. Generasi Z adalah generasi yang mengalami infoflation, kelimpahan informasi yang kemudian menyebabkan batas mana benar dan mana salah jadi menipis.
Ketika benar mereka tidak terlalu excited, namun ketika salah mereka juga nggak terlalu desperate.
Hampir-hampir nggak ada wow, terkecuali kalau seseorang atau sesuatu itu adalah pujaan mereka.
Andaikan tampilan ketiga BBK itu merupakan model rata-rata anak sekarang, saya membayangkan betapa susahnya menjadi guru atau pengajar mereka. Meski seru namun pasti pengajar atau guru model lama bakal kesulitan untuk menahan mulutnya agar tidak mengeluarkan nasehat.
Maka saya selalu tertawa jika bertemu rekan seusia atau lebih tua dari saya namun gemar dan fasih sekali menyebut gensat genset ini, seolah-olah mereka amat paham dengan kelakuan generasi terkini ini.
Jadi untuk urusan gen z ini saya akan memakai rumus terbalik. Siapapun yang merasa diri tahu atau sok iye paham sekali dengan gen z akan saya anggap sebagai pepesan kosong. Mirip klaim-klaim ketinggian dari para tim sukses yang ingin meyilet kantong kandidat yang dikomporinya.
note : sumber gambar RADAR CIREBON