KESAH.IDPerkembangan teknologi informasi, peningkatan aksesibilitas dan konektivitas memungkinan anak-anak muda memanfaatkan serta mengembangkan peluang lebih cepat untuk membangun karir dalam segala bidang. Kini kita dengan mudah menyaksikan anak-anak muda yang kiprahnya telah memberi kontribusi bagi masyarakat dan mengangkat nama serta harkat bangsa di kancah dunia.

Life begins at 40. Pepatah pendek itu pernah menyelamatkan saya dari kemungkinan depresi karena perasaan gagal nan mendalam saat melewati usia 20 dan 30 tahun namun belum berhasil mencatatkan prestasi yang membanggakan dalam hidup.

Ah, ternyata hidup yang sesungguhnya nanti dimulai ketika memasuki usai 40. Jadi slow aja, tidak usah ngoyo.

Masalahnya waktu itu saya tinggal di Manado dan ketika ada yang bertanya “Brapa ngana pe umur?”

Ketika saya jawab “tiga puluh”, saya yang waktu itu belum menikah akan disebut oleh mereka “So, tua ngana sayang,”

Bayangkan 30 tahun dibilang tua dan saya merana karena itu.

Untung saya mendengar percakapan seorang pengacara dan dokter yang kebetulan adalah rekan. Dokter yang merayakan ulang tahun ke 42 itu merasa dirinya sudah tua. Namun pengacara yang usianya telah melewati angka 50 berujar “Ah, dokter masih muda,”.

Hingga kemudian sampai kepala 4 ternyata saya juga tidak mencatat sukses besar. Tapi tak mengapa, toh sekurangnya saya sudah menikah dan kemudian punya anak. Menikah dan punya anak artinya saya sudah berkontribusi pada dunia, meneruskan perjalanan homo sapiens agar tak punah di muka bumi.

Kenapa usia 40 menjadi penting, karena diusia ini seseorang dianggap mulai matang, mulai stabil kerja otaknya. Seseorang di usia ini bukan hanya cerdas secara intelektual melainkan juga sudah mencapai kecerdasan sosial dan emosional yang membuktikan kerja otaknya mulai teratur.

Di usia 40 seseorang barangkali secara alamiah mulai bisa mengendalikan otak emosionalnya. Kerja otak rasional tidak lagi mudah dibajak oleh otak emosional.

Ibarat pohon, yang besar bukan hanya batang dan yang rimbun bukan hanya dahan. Batang dan dahan telah ditopang oleh akar yang kuat, yang membuatnya tak mudah roboh walau diombang-ambingkan oleh angin yang kencang.

Di usia sebelum 40, biasanya gerak hidup dipicu untuk memburu dan mengumpulkan segala sesuatu berdasarkan ambisi. Karier, relasi, materi dan lainnya dikejar sampai ke ujung langit, seperti start up yang rela membakar uang setiap hari demi meraup pertumbuhan pemakainya.

Mulai memasuki usia 40, seseorang akan mulai menerapkan filter, mana yang perlu dan penting serta mana yang tidak. Tidak cenderung mencari-cari lagi, mulai menikmati dan memikirkan tidak hanya dirinya sendiri.

Menjadi berarti bukan hanya semata sukses pribadi melainkan dampak bagi lingkungannya.

Oleh Abraham Maslow dimasukkan dalam tahap perkembangan aktualisasi diri, karena kebutuhan fisiologis, keamanan, sosial dan harga diri sudah terpenuhi. Aktualisasi diri karena pada usia 40 tahun seseorang telah mengenali dirinya, karakternya relatif sudah mapan dan tahu potensi dirinya yang terunik sehingga bisa menyumbangkan untuk orang lainnya.

Egoismenya mulai berkurang, semangat altruismenya mulai menguat. Berperan dan berarti untuk banyak orang mulai menjadi pilihan, ketimbang menebar daya tarik persona, membangun ruang-ruang selebritas.

Memasuki usida 40 secara fisik memang mulai ada penurunan. Namun pada sisi lainnya ini menjadi positif. Tidak tergoda untuk mengejar hal-hal yang baru membuat perhatiannya menjadi lebih terfokus. Seseorang yang mengemari masak memasak akan lebih mudah menyerap sebagai macam informasi dengan masak memasak karena tidak terdistraksi lagi oleh keinginan memanjat gunung, terjun payung, menyelam di laut yang dalam dan lain-lain.

Perhatian yang lebih terfokus akan membuat seseorang menjadi lebih ahli, memperdalam ketrampilan dan lainnya sehingga bisa menjadi inspirasi bagi orang lainnya.

BACA JUGA : Bard, Langkah Google Masuk Medan Perang AI Generatif

Memakai ukuran 40, Fortune Indonesia merilis daftar 40 Tokoh Muda Berpengaruh di Indonesia. Dalam rilis media yang dikirimkan pada hari Kamis {09/02/2023} perusahaan komunikasi terkemuka di Indonesia ini mengutip ungkapan “hidup dimulai ketika usia 40”.

Ke empat puluh orang yang dianggap mampu dan berhasil menciptakan dan memanfaatkan peluang sebelum usia 40 tahun ini berasal dari beragam latar mulai dari sektor bisnis, hiburan, pemerintahan, olahraga dan sosial keagamaan.

Kontribusi mereka mulai dinilai dalam rentang waktu dua tahun terakhir ini. Adalah jenis kontribusi yang dinilai adalah peran yang dimainkan oleh mereka sehingga mampu membuka, menciptakan lapangan kerja baru, mengakselerasi bisnis, menghadirkan solusi, memberi dampak kepada masyarakat sekitar dan menjadi ‘duta’ atau wakil wajah Indonesia di kancah dunia.

Oleh Fortune, ke empat puluh orang yang masuk dalam daftar sebagai Tokoh Muda Paling Berpengaruh di Indonesia ini dipandang mempunyai kesamaan atau benang merah yakni kiprah, kerja keras, semangat pantang menyerah, konsistensi dan dedikasinya berujung pada keluaran yang positif untuk membangun kehidupan bersama.

Apakah mereka menginspirasi atau tidak, Fortune mempunyai harapan ke empat puluh tokoh yang dipilihnya akan menjadi inspirasi baru bagi masyarakat Indonesia, terutama generasi muda.

Membaca daftar ke empat puluh tokoh yang dimaksud, ada nama-nama yang tidak asing untuk saya terutama mereka yang berlatar dari dunia hiburan. Mereka antara lain Agnez Monika, Iko Uwais, Isyana Sarasvati, Laura Basuki, Luna Maya, Maudy Ayunda, Tulus, Nagita Slavina dan Nicholas Saputra.

Dari dunia konten kreator ada nama Husein Ja’far Al Hadar, Jerome Polin dan Raditya Dika.

Dunia olahraga menyumbang nama Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto, atlet bulutangkis.

Sedangkan dunia pemerintahan ada nama Angkie Yudhistia, staf khusus presiden; Gito Ganinduto, Bupati Kendal dan Hanindhito Himawan Pramana, Bupati Kediri.

26 nama lainnya berasal dari dunia usaha termasuk start up. Di deretan nama-nama ini Kaesang Pangarep, putra Presiden Joko Widodo. Kaesang dianggap sebagai tokoh muda dalam dunia usaha dan invetasi.

Dalam daftar 40 Tokoh Muda Berpengaruh di Indonesia itu Agnez Monica berada dalam urutan pertama namun nomor urut itu tidak dimaksudkan untuk menempatkan dirinya sebagai tokoh paling berpengaruh.

Daftar disusun berdasarkan abjad sehingga Agnes berada di urutan pertama dan Valencia Herliani Tanoesoedibjo, Director of Digital Business MNC berada di urutan terakhir.

Sekali lagi ini daftar disusun oleh Fortune Indonesia berdasarkan pengamatan dan kriteria versi mereka. Saya, anda dan yang lainnya bisa saja punya pandangan yang berbeda serta tak sepakat dengan daftar ke 40 nama atau pasangan nama.

BACA JUGA : Laskar Dan Relawan Medsos Pemilu 2024

Syukurlah diantara deretan tokoh muda yang menginspirasi ada yang mewakili bidang politik dan pemerintahan. Ada nama Dico M Ganundito, Bupati Kendal dan Hamindhito Himawan Pramana.

Bisa jadi kedua nama ini terasa asing dibanding dengan Gibran Rakabuming Raka, Walikota Solo yang umurnya juga masih dibawah 40 tahun. Barangkali Gibran tidak dimasukkan karena nama adiknya juga ada dalam daftar.

Masuknya sosok yang bergelut dengan politik pemerintahan menjadi pertanda baik karena selama ini publik lebih disuguhkan berita tentang politisi muda yang terlibat korupsi. Dalam politik yang muda justru tidak menginspirasi karena sudah berani korupsi.

Politisi muda yang umurnya belum 40 tahun yang baru-baru ini dicokok karena korupsi adalah Nur Afifah Balqis, Abdul Gafur Mas’ud, Wa Ode Nurhayati dan M. Syahrial.

Dico, Bupati Kendal merupakan politisi dari Partai Golkar. Suami dari artis Caca Frederika ini memang berasal dari keluarga politisi. Ayahnya kini menjabat sebagai bendahara umum DPP Partai Golkar. Sedangkan Hamindhito Himawan Pramana berasal dari PDIP, dia merupakan anak dari Pramono Anung yang pernah menjabat sebagai Sekjen PDIP dan kini merupakan Sekretaris Kabinet dalam pemerintahan Jokowi – Maruf Amin.

Barangkali Dico dan Hamindhito dipilih menjadi sosok dimasukkan dalam daftar 40 tokoh muda berpengaruh karena kedudukan politiknya diperoleh setelah lebih dahulu aktif di partai politik. Tidak seperti Mas Gibran yang ujug-ujug mendapat karpet merah dari PDIP untuk menjadi calon walikota Solo.

Menurut sebuah survey, anak-anak muda ternyata punya keinginan untuk menduduki jabatan politik namun enggan berpartai politik. Dico dan Hamindhito tidak demikian.

Lepas dari ke 40 sosok muda berpengaruh versi Fortune Indonesia yang amat Jakartasentris, sebenarnya masih ada banyak sosok muda  yang bisa menginspirasi di seluruh penjuru negeri.

Sebagai seseorang yang umurnya telah melewati angka setengah abad, saya tentu gembira jika negeri ini mempunyai banyak anak-anak muda terpuji.

Banyaknya sosok-sosok muda yang hebat terutama dalam industri kreatif, teknologi dan ekonomi digital membawa angin segar untuk masa depan ekonomi Indonesia agar tidak terlalu bertumpu pada sektor sedot, keruk dan tebang yang akan meninggalkan jejak hutan ekologis yang dalam.

Terpujilah anak-anak muda, teruslah berkarya dan menjadi inspirasi bagi bangsa.

Meski saya tak akan bisa menyamai mereka namun sebagai yang lebih dahulu tua, saya bisa tetap belajar dari mereka. Sebab kita manusia adalah satu-satunya mahkluk yang mampu belajar dari pengalaman. Saingan kita hanya non mahkluk yakni kecerdasan buatan generative yang telah dilengkapi dengan deep learning machine.

note : sumber gambar – LIPUTAN6.COM