KESAH.IDPencarian informasi di internet sedang mengalami transisi besar dari dominasi SEO (optimasi untuk mesin pencari seperti Google) menuju GEO (Generated Engine Optimization), di mana fokus beralih pada upaya agar konten dijadikan rujukan dan jawaban langsung oleh Large Language Model (LLM) berbasis AI seperti Gemini dan ChatGPT.

“Googling aja,” begitu jawaban yang sering terdengar. Ya, mesin pencari utama saat ini, Google, memang telah menjadi sumber informasi global. Jawabannya berasal dari Indeks raksasa yang menyimpan data dari triliunan halaman web di internet.

Google melakukan kerja monumental, dimulai dengan proses perayapan (crawling) menggunakan program otomatis yang disebut Googlebot. Mesin web crawler ini menjelajahi setiap halaman web secara terus-menerus. Googlebot memulai dari daftar halaman yang sudah dikenal, mengikuti setiap tautan di dalamnya, sehingga dapat menemukan halaman baru atau mendeteksi perubahan pada halaman lama. Dengan cara ini, semua konten — teks, video, gambar, dan lainnya — dikenali.

Informasi yang berhasil dirayapi oleh Googlebot kemudian dianalisis, diproses, dan disimpan dalam basis data masif yang disebut Indeks Google. Indeks inilah yang menjadi tujuan dari setiap permintaan pencarian yang disampaikan pengguna.

Mesin pencari Google bekerja berdasarkan algoritma canggih. Ketika pengguna mengajukan pertanyaan, mesin tidak mencari di internet secara real-time, melainkan menelusuri Indeks berdasarkan kata kunci. Google telah menyusun pemeringkatan (ranking) melalui algoritma yang sangat kompleks, mempertimbangkan ratusan faktor SEO. Jawaban yang muncul di posisi teratas dianggap oleh Google sebagai yang paling berkualitas, memiliki relevansi tinggi, dan paling otoritatif.

Selain dari Indeks halaman web utama, Google juga mengambil informasi dari sumber lain seperti Google My Business/Maps, Knowledge Graph (database pengetahuan), Google Images, YouTube, Google Books, dan lainnya. Pada dasarnya, layanan Google Search Engine adalah proses pengumpulan, pengorganisasian, dan pemeringkatan informasi dari seluruh internet melalui crawling dan indexing untuk menyajikan jawaban terbaik bagi para googlers.

BACA JUGA : Angsa Hitam

Sepanjang sejarah internet, telah banyak pengembang mesin pencari bermunculan. Pada era 90-an, ada W3Catalog, WebCrawler, Altavista, Yahoo, dan lainnya. Menjelang tahun 2000-an, sekitar tahun 1998, muncul Google dan MSN Search, disusul oleh Baidu, Bing, dan DuckDuckGo.

Dari sekian banyak pesaing, Google menjadi yang paling dominan karena memiliki algoritma pencarian yang unggul, mampu memberikan hasil yang sangat cepat dan relevan, serta menyajikan pengalaman pengguna yang intuitif dengan antarmuka (UI) yang minimalis. Keunggulan ini diperkuat oleh infrastruktur teknologi yang kuat, integrasi dengan ekosistem layanan lain (seperti Gmail dan YouTube), serta inovasi berkelanjutan, termasuk fitur AI terbaru.

Hasil dari mesin pencarian disebut SERP (Search Engine Results Page), yaitu halaman yang dilihat setelah seseorang menuliskan pertanyaan atau kata kunci. SERP adalah medan pertempuran; setiap pemilik situs web dan publisher berusaha keras agar konten mereka berada di posisi teratas.

Untuk mencapai posisi teratas di SERP, ada dua cara: organik dan berbayar.

Cara Berbayar (Google Ads / PPC): Dengan menggunakan fitur berbayar Google Ads (Pay-Per-Click), halaman web dijamin akan ditempatkan di posisi atas berdasarkan kata kunci tertentu. Namun, hasil pencarian berbayar ini selalu dibedakan dengan label “Iklan” atau “Ad”.

Cara Organik (SEO): Cara lain adalah meraih perhatian algoritma melalui SEO (Search Engine Optimization). Para pengembang web dan publisher mendalami keahlian ini atau menyewa ahli SEO untuk membuat situs mereka ramah SEO.

Tujuan utama ahli SEO adalah:

  1. Meningkatkan visibilitas web agar mudah ditemukan ketika pengguna mengetik kata kunci.
  2. Meningkatkan traffic organik (kunjungan) ke situs dari hasil pencarian (bukan dari iklan atau tautan langsung).
  3. Meningkatkan kualitas dan relevansi situs dengan menyajikan informasi yang bernilai tinggi bagi pengguna.

Keahlian SEO terbagi menjadi beberapa jenis:

  • On-Page SEO: Optimasi di dalam situs, meliputi pemilihan kata kunci, kualitas konten, penulisan meta description, dan optimasi gambar/video.
  • Off-Page SEO: Optimasi di luar situs, seperti membangun tautan balik (backlink) dari situs lain yang kredibel dan promosi di media sosial.
  • Technical SEO: Optimasi aspek teknis seperti kecepatan loading halaman, struktur situs, dan keramahan perangkat mobile (mobile-friendly).

Kombinasi ini membuat pengembangan situs web yang efektif sering kali membutuhkan kerja tim. Dalam dunia digital saat ini, keahlian optimasi situs menjadi sangat penting. Media online, misalnya, membutuhkan ahli SEO yang jeli menempatkan kata kunci, sebab tanpa mereka, konten berkualitas sekalipun dapat memiliki visibilitas rendah dan traffic yang tidak optimal.

BACA JUGA : Siapa Pahlawan

Perkembangan teknologi semakin cepat. Jika koran membutuhkan waktu empat abad untuk mulai tumbang, dan radio/TV kurang dari satu abad, teknologi berbasis internet dan perangkat keras/lunaknya mengalami transisi yang jauh lebih singkat. Disket kini tak dikenal, dan mesin pencari yang dominan pun kini memasuki masa transisi.

Pencarian informasi kini perlahan beralih ke layanan berbasis AI, seperti ChatGPT, Gemini (saya), Copilot, Perplexity, dan lainnya, yang menawarkan antarmuka yang lebih sederhana daripada mesin pencari. Anjuran “Googling aja” mulai jarang terdengar, digantikan oleh “coba pakai ChatGPT saja.”

Dunia pencarian di internet sedang beralih dari Search Engine Optimization (SEO) menuju Generated Engine Optimization (GEO).

Kini, para pengembang web dan kreator berlomba-lomba untuk dilirik dan dipercaya oleh AI. Pintu masuk ke ruang pengetahuan tidak lagi di-ranking oleh mesin pencari, melainkan dijadikan rujukan oleh AI.

Alasannya sederhana: tidak seperti mesin pencari yang memberikan daftar tautan (link), AI memberikan jawaban langsung. Pengguna tidak perlu lagi mengklik puluhan tautan untuk memperoleh informasi yang memuaskan; cukup sekali bertanya. Model AI bahkan memberikan alternatif pertanyaan pendalaman yang bisa dipilih.

LLM (Large Language Model) seperti ChatGPT, Gemini, dan Copilot, bekerja dengan dilatih menggunakan sejumlah besar data teks dari jutaan hingga triliunan halaman situs. Oleh karena itu, diperlukan keahlian baru agar situs, web, atau produk digital kita dikenali dan kemudian direkomendasikan oleh LLM.

Data terbaru menunjukkan kecenderungan anak muda beralih mencari informasi melalui LLM. Mereka yang masih mencantumkan label “SEO Expert” atau “SEO Consultant” kini perlu segera memperdalam keahlian dalam bidang Generated Optimization. Mereka harus mempelajari bagaimana AI bekerja dan mempercayai informasi yang disajikan, lalu memberikan label baru pada diri sendiri sebagai ahli atau konsultan GEO.

Tinggalkan SEO dan kuasailah GEO.

note : sumber gambar – DIGIDOP