KESAH.IDPertemuan itu membahagiakan apalagi jika yang ditemui adalah seseorang yang diidolakan. Entah dari mana Radit suka dengan Pak Ganjar, hingga ketika kondisi emosionalnya tidak stabil kemudian bisa ditenangkan serta disemangati lagi ketika dibilang nanti bisa ketemu Pak Ganjar. Dan Radit akhirnya memang bisa bertemu dengan Pak Ganjar, pertemuan yang membuatnya berjanji, tak akan nakal lagi.

Pagi-pagi ketika saya lihat layar HP ada notifikasi panggilan tak terjawab, berulang-ulang dari nomor yang tidak ada dalam daftar kontak.

Saya buka WA dan muncul kiriman pesan dalam bentuk video, 3 buah jumlahnya. Sosok yang ada dalam video juga tidak saya kenal.

Sayapun segera menelepon balik, dan panggilan telepon saya segera direspon. Seorang ibu-ibu yang dari suaranya kelihatan bersemangat dan energik.

Dia pun menceritakan tentang seorang anak, anak yang bersekolah di Sekolah Luar Biasa. Dia memanggilnya dengan nama Adit, anak seorang pedagang yang berjualan di Pasar Kehewanan.

Adit katanya marah-marah, tidak mau sekolah.

Ibu yang bernama Veronika Yusdin ini tahu kalau Adit sering menyebut nama Ganjar, salah satu calon presiden yang akan mengikuti kontestasi pemilu 2024.

Ibu Vero mendapat informasi kalau Pak Ganjar akan datang di Kota Samarinda dan kemudian memberitahukan kepada Adit kalau Pak Ganjar di Samarinda. Adit pun girang.

Melihat perubahan sikap Adit, tanpa sadar Ibu Veronica berkata pada Adit kalau mau pergi ke sekolah nanti akan diantar untuk bertemu Pak Ganjar.

Aditpun senang dan kemudian mau berganti baju untuk pergi sekolah.

Giliran berikutnya, Ibu Vero yang kebingungan. Dia tahu janji kepada anak-anak dengan kondisi seperti Adit mesti ditepati. Kalau tidak akan menyakiti perasaannya.

Dan Ibu Vero kemudian menyebar video Adit ke group media sosial terbesar di Samarinda, harapannya ada yang bisa menolong, memberi jalan untuk mempertemukan Adit dengan Pak Ganjar.

Hanya saja tidak ada respon.

Dan Ibu Vero kemudian mencari kontak yang dirasa bisa membantu lewat kolom pencarian di google. Entah apa kata kunci yang dituliskan olehnya, namun kemudian dia terhubung ke satu link yang berisi informasi tentang Rumah Bersama Ganjar Pranowo Kaltim.

Saya memang kerap menaruh nomor handphone/wa di pemberitahuan atau informasi yang berhubungan dengan Rumah Bersama Ganjar Pranowo Kaltim. Hingga kemudian Ibu Vero menghubungi saya.

Kebetulan Rumah Bersama Ganjar Pranowo Kaltim memang ikut sibuk mempersiapkan acara Pak Ganjar di Samarinda. Bahkan pada awalnya, Pak Ganjar dijadwalkan akan melakukan kegiatan bersama Generasi Z Kota Samarinda di Juanda 43, markas RBGP Kaltim.

Kepada Ibu Vero saya menyampaikan akan berusaha mewujudkan keinginan Adit untuk bertemu Pak Ganjar, sambil berpikir dimana dan dalam acara apa.

Sesuai dengan jadwal, Pak Ganjar setelah dari Tenggarong akan berkunjung ke Samarinda dan melakukan kegiatan blusukan di Pasar Segiri, lalu berdialog dengan tokoh-tokoh agama di Aula Katedral, makan malam bersama relawan, nongkrong bareng Gen Z dan esoknya jogging lalu memberikan kuliah umum.

Dari semua kegiatan itu awalnya saya berpikir, Adit bisa dipertemukan dengan Pak Ganjar pada kegiatan blusukan di Pasar Segiri. Toh Adit terbiasa dengan lingkungan pasar. Namun kemudian pilihan itu saya batalkan karena sulit untuk mencari waktu khusus pada Adit karena suasana pasar yang pasti crowded.

BACA LAGI : Pupuk Terbaik Itu Kotoran

Sambil berpikir, saya mengajak Ibu Veronika bertemu. Pertama saya ingin lebih tahu tentang Adit dan kedua memastikan kalau ada kesempatan untuk mempertemukan Adit dengan Pak Ganjar, siapa yang akan mengawal Adit dari rumahnya ke tempat pertemuan.

Ibu Veronika menyanggupi dan akan segera datang. Sembari menunggu kedatangan Ibu Veronica, saya menyebar video ke sebuah group dari beberapa group yang berhubungan dengan RBGP Kaltim, sambil mengusulkan agar Adit bisa dipertemukan dengan Pak Ganjar di acara Nongkrong Bareng Gen Z.

Saya sendiri berada dalam group yang dibuat khusus untuk mempersiapkan acara itu, namun tak cukup percaya diri untuk menyampaikan. Dan akhirnya seorang teman yang mempunyai pengaruh yang kemudian menyampaikan di group.

Ternyata di respon dengan baik oleh mereka yang punya kewenangan mengambil Keputusan.

Adit dimasukkan dalam salah satu rangkaian acara dalam jadwal. Rencananya Adit akan menyambut kedatangan Pak Ganjar untuk menyampaikan Cindera Mata.

Rencananya saya akan menyampaikan kepastian itu saat bertemu dengan Ibu Veronika. Namun ditunggu-tunggu ternyata Ibu Vero tidak muncul-muncul. Ternyata, mobil Ibu Veronica yang dipakai untuk transportasi online diderek oleh Dishub.

Jadi Ibu Veronica sedang mengurusnya. Untung lokasinya tak jauh dari markas RBGP sehingga ketika saya sampaikan kepastian Adit bisa bertemu Pak Ganjar, ibu Vero segera meluncur ke markas RBGP begitu urusan selesai.

Dengan menumpang ojek online, Ibu Vero sampai ke RBGP di jalan Juanda 43. Saya berkenalan dan kemudian mendengar kembali cerita tentang Adit. Ibu Vero menceritakan dengan haru, wajahnya sedikit berkaca-kaca. Ada keinginan yang dalam dari dirinya untuk membahagiakan Adit dengan mewujudkan keinginannya.

Kembali saya ulang rencana bagaimana mempertemukan Adit dengan Pak Ganjar. Sambil memastikan Ibu Vero bersedia dan bisa mengawal Adit dalam acara itu.

Ibu Vero jelas menyanggupi dan kemudian menelepon orang tua Adit untuk mengatur rencana. Samar-samar saya dengar, Ibu Vero yang akan datang menjemput Adit dan keluarganya untuk bersama pergi ke acara.

Setelah beres, saya kemudian memberikan nomor kontak teman yang akan mengawal pertemuan Adit dengan Pak Ganjar dalam acara Nongki Asyik Bareng Ganjar Bersama Generasi Z Samarinda. Acaranya akan diselenggarakan di Café Koma Next Project, Jalan Untung Surapati, Samarinda.

Saya sebenarnya bisa saja hadir dalam acara itu, namun mengingat acara itu dikhususkan untuk Generasi Z, maka saya memilih tidak hadir agar tidak menambah jumlah generasi yang sudah out off date di acara itu.

Tentu saya bisa memantau acara dari komunikasi dalam group. Maka saya mengingatkan teman yang nomornya saya berikan kepada Ibu Vero untuk terus melakukan kontak, agar Ibu Vero dan Adit bisa nyaman berada dalam acara itu.

Menjelang open gate, ternyata cuaca Samarinda tidak ramah. Acara yang direncanakan di luar ruangan terancam berantakan jika hujan. Dan benar ternyata hujan lebat turun, disertai angin kencang.

Sebagian peserta sudah berangkat dari rumah, ada pula yang sudah dekat tempat acara. Ditunggu-tunggu ternyata hujan tak reda. Dan kemudian dalam group muncul pemberitahuan acara dipindahkan. Lokasinya cukup jauh dari tempat semula.

Sayapun segera menghubungi Ibu Vero untuk memberitahukan perubahan tempat acara. Jika sudah terlanjur mengarah ke Koma Next Project, saya minta putar balik menuju Resto Desa Mesra, di Hotel Mesra Samarinda.

BACA JUGA : Perang Rokok 

Sekitar jam setengah sembilan, saya mendapat kiriman video dari seorang teman yang duduk disebelah Adit yang ternyata kependekan dari Radit.

Nampak dari video itu wajahnya gembira.

Begitu acara dipindahkan, saya tak lagi mendapat update informasi karena teman-teman yang mengurusnya pasti kalang kabut sehingga tak sempat berkabar atau mengirim informasi.

Kiriman video dari teman yang hadir sebagai tamu menjadi kabar baik yang sekurangnya memastikan bahwa apa yang direncanakan untuk Adit berjalan dengan baik.

Keesokan harinya teman yang lain mem-forward kiriman pesan dari Ibu Vero, pesan yang berisi kabar tentang kegembiraan Adit karena telah bertemu Pak Ganjar.

Dan beberapa waktu kemudian di group muncul foto-foto dokumentasi pertemuan Adit dan Pak Ganjar.

Sayapun segera mengirimkan pesan kepada Ibu Vero, menanyakan kabar Adit.

Dalam pesan balasannya Ibu Vero menuliskan “Radit bahagia banget sampai sekarang menjadi motivasi bagi radit mau sekolah. Radit bilang aku ndak mau nakal lagi biar bisa ketemu Pak Ganjar {lagi{,”

Dan kemudian Ibu Vero mengirimkan sebuah video, Radit memakai kaos putih bergambar Ganjar Mahfud, Radit nampak tersenyum lebar. Ibu Vero menuliskan “ Bahagianya anak ini sulit dijelaskan, setiap kali melihat saya dari jauh dia teriak {kegirangan},”

Terima kasih Ibu Vero, telah pontang-panting mewujudkan keinginan Radit. Kebahagian yang ditunjukkan oleh Radit tentu membahagiakan orang tuanya. Dengan semua keterbatasannya, Radit telah memberi nilai lebih sehingga kedatangan Pak Ganjar di Samarinda bisa lebih bermakna dari sekedar upaya elektoral belaka.