“Cicak-cicak di dinding, diam-diam merayap, datang seekor nyamuk, hap lalu ditangkap”
Lagu yang akrab dengan masa kanak-kanak ini secara tidak langsung mengajarkan tentang keistimewaan Cicak. Ya Cicak adalah salah satu hewan yang mampu berjalan secara vertikal di dinding, tidak jatuh meskipun melawan gravitasi.
Kemampuan Cicak berjalan seperti menempel pada dinding bukan karena kakinya mempunyai lem atau perekat layaknya manusia laba-laba. Kaki Cicak bisa menempel pada bidang vertikal karena ada rambut-rambut berukuran sangat kecil di telapaknya.
Rambut-rambut halus ini namanya spatulae. Ukurannya sangat kecil hanya sekitar 200 nanometer, ratusan kali lebih tipis dari rambut manusia.
Saking tipisnya spatulae maka ketika kaki Cicak menapak di permukaan dinding, rambut-rambut halus itu akan masuk dalam lapisan dinding dan mengikat secara kuat untuk menahan tubuh sang Cicak seperti melekat sehingga tak terjatuh ketika melangkah.
Sepandai-pandainya Tupai melompat pasti akan terjatuh juga, pun Cicak yang sesekali juga akan terjatuh karena kondisi tertentu. Namun karena jarang terjadi, maka ketika seseorang kejatuhan Cicak yang tergelincir sering diartikan sebagai akan tertimpa sial.
Dan agar kesialan itu tidak terjadi, Cicak yang menimpanya mesti ditangkap dan kemudian dirobek mulutnya.
Padahal kejatuhan Cicak jelas keberuntungan sebab tak banyak yang mengalaminya. Yang sial justru Cicak karena terjatuh dan akan lebih sial lagi jika kemudian ditangkap lalu dirobek mulutnya.
Salah satu yang membuat Cicak bisa tergelincir adalah aktivitas ketika mereka kawin mawin. Karena bulu-bulu halus hanya ada di kaki maka ketika kawin kakinya bisa jadi tidak menapak di dinding dengan baik. Alhasil salah satu atau kedua-duanya, jantan dan betina akan sama-sama terjatuh.
Beruntung Cicak bukan jenis binatang yang bisa kawin mawin setiap saat. Andai perilaku kawin mawin Cicak seperti manusia maka akan banyak Cicak yang terjatuh dan dirobek-robek mulutnya.
BACA JUGA : Mengakrabi GoJek
Tujuan dari hidup adalah meneruskan keturunan, mempertahankan hidup spesiesnya selama mungkin. Keturunan hanya akan diteruskan melalui perkawinan antara yang jantan dan betina.
Dengan demikian tujuan perkawinan adalah prokreasi, mereproduksi keturunan.
Tujuan ini amat khas pada dunia binatang pada umumnya. Hanya binatang-binatang tertentu yang bisa melampaui tujuan ini. Mereka antara lain adalah Lumba Lumba, Orang Utan, Bonobo dan Manusia.
Binatang umumnya hanya kawin pada saat-saat tertentu, ketika betina ada dalam masa subur. Pada saat subur betina akan mengeluarkan zat tertentu untuk memberitahukan siap dikawini oleh yang jantan. Selain zat tertentu terkadang juga ada tanda-tanda fisik. Seperti Babon yang pantat betinanya akan memerah saat memasuki masa subur.
Lain halnya dengan manusia, yang bisa kawin setiap saat. Pada manusia kawin bukan hanya soal prokreasi melainkan lebih banyak soal rekreasi.
Karena tujuannya bukan prokreasi manusia kemudian bisa ‘kawin’ atau mempunyai ketertarikan seksual tidak hanya pada lawan jenisnya saja. Bahkan dalam banyak kasus ketertarikan seksual manusia bisa juga pada mahkluk atau material non manusia.
Dalam soal kesenangan kawin mawin, manusia hanya dikalahkan oleh Bonobo, sejenis Simpanse yang badannya lebih kecil. Dalam dunia Bonobo, hubungan seks adalah jalan terbaik untuk mengatasi segala konflik dan masalah.
Karena spektrum seksualitas manusia begitu luas, maka dalam perjalanan peradaban urusan seks menjadi salah satu yang paling diatur. Untuk mengembalikan tujuan hubungan seks sebagai prokreasi atau reproduksi maka lahirlah regim pernikahan. Hubungan seks harus dilakukan, sah dan halal apabila ada dalam konteks hubungan suami istri, hubungan yang diikat dalam pernikahan.
Dan agar pernikahan abadi, terjadi sekali seumur hidup hingga maut memisahkan maka masuklah unsur cinta, romantisme dalam pernikahan. Namun karena cinta bukanlah bawaan secara biologis maka dari jaman Romeo dan Juliet, yang disebut cinta masih terus jadi misteri dan pertanyaan yang tak pernah dijawab tuntas.
BACA JUGA : Boneka Yang Akan Diberi Warisan
Dalam kehidupan manusia tidak dipungkiri bahwa seks meski kerap kali disembunyikan merupakan salah satu khasanah terpenting. Terbukti lewat mesin pencarian google dengan mengetikkan entri seks akan muncul hasil pencarian sebanyak 1.740.000.000. Sedangkan entri Tuhan saja hanya menghasilkan 668.000.000 laman. Salah satu yang bisa bersaing dengan entri seks adalah entri uang yang menghasilkan 1.630.000.000 hasil pencarian.
Seks dalam dunia manusia berevolusi melampaui evolusi pada dunia binatang pada umumnya. Dalam dunia binatang seks lebih sederhana dan essensial, hanya berkaitan dengan meneruskan keturunan.
Sedangkan dalam dunia manusia seks berada dalam spektrum yang amat luas, seks terkait dengan Ipoleksosbudhankamrata {ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahananan keamanan rakyat semesta}.
Meski begitu, manusia dengan perasaan kemuliaannya kerap kali ‘membinatangkan’ perilaku seksual tertentu. Padahal urusan goda mengoda, selingkuh, pemaksaan, ejekan, hinaan, diskriminasi dan lain-lain terkait dengan seks adalah khas manusia, dunia binatang tidak mengenal itu semua.
Meski binatang hidup liar, kehidupan seks mereka umumnya tak seliar manusia. Aktifitas seksualnya juga tak seaktif manusia.
Binatang tidak berimajinasi soal seks, binatang tak melakukan komodifikasi soal seks, mereka hanya menjalani kehidupan seksual berdasarkan naluri alamiahnya. Sementara manusia selalu berusaha melampaui naluri alamiahnya. Seks yang bertujuan untuk meneruskan keturunan kalau bisa bahkan tidak terjadi. 99% aktivitas seks manusia lebih bertujuan rekreasi, bersenang-senang ketimbang prokreasi atau meneruskan keturunan.
Karena seks menjadi rumit maka banyak persoalan yang berhubungan dengan seks yang kemudian membelit manusia. Seks tidak sekedar merupakan alat reproduksi, melainkan juga identitas, kecenderungan bahkan ideologi. Pertentangan terkait seks yang spektrumnya luas ini kerap membuat dunia gaduh, saling cerca, saling hina bahkan banyak yang berakhir dengan kekerasan.
Meski seks begitu penting dalam kehidupan manusia namun ternyata seks adalah sesuatu yang paling tidak diperbincangkan secara terbuka dan jujur. Secara konsensual nampaknya seks memang lebih asyik dilakukan ketimbang diperbincangkan.
Dan nampaknya masa depan seksualitas manusia akan semakin rumit. Seiring dengan perkembangan teknologi digital, kini mulai banyak juga kelompok manusia yang bisa menikmati berasyik masyuk melalui aplikasi seks virtual.
Beruntung Cicak tak tahu tentang semua itu. Andai mereka ikut-ikutan tahu niscaya akan semakin banyak Cicak yang jatuh dari dinding.